Kadang yang nekat memang menang. Orang bodoh, dalam makna yang disindir Terry Pratchett, justru sering kali melompat lebih dulu—karena tidak terlalu sibuk menimbang risiko atau takut gagal. Sementara orang pintar? Mereka bisa menghabiskan waktu berbulan-bulan hanya untuk merumuskan alasan logis kenapa sesuatu tidak akan berhasil.
Ini bukan meromantisasi kebodohan, tapi mengkritik kebiasaan berpikir berlebihan (overthinking) yang sering jadi jebakan orang-orang cerdas. Mereka tahu terlalu banyak kemungkinan buruk, terlalu banyak data, terlalu banyak asumsi. Akhirnya, ragu melangkah.
Pratchett menyentil kita semua: kadang yang diperlukan bukan IQ tinggi, tapi sedikit keberanian konyol. Karena dalam sejarah, banyak inovasi besar justru lahir dari orang yang tidak tahu bahwa “itu mustahil”. Dan karena tidak tahu, ya… mereka kerjakan saja.
Note : Kalau membaca artikel tersebut di atas jadi teringat pesan dari pengusaha sukses Bob Sadino.
Silahkan buka dan baca artikel berikut ini : MENTAL MISKIN DAN KAYA
memang kesuksesan itu terutama tentang finansial merupakan dambaan setiap orang, karena dengan demikian segala yang diinginkan dalam kehidupan terpenuhi sehingga timbulah rasa senang, akan tetapi kesenangan belum tentu menjamin kebahagiaan dan ketenangan,mah berikut kami berikan juga Tip silahkan buka dan baca:
akan tetapi untuk mencapai sujses itu perlu perjuangan dan penuh tantangan, kebanyakan orang hanya melihat orang lain pada posisi sedang sukses, tapi tidak pernah mempelajari kegagalan-kegagalan untuk metaih sukses.
BOB SADINO :
Kegagalan bagi sebagian orang yang dianggap “pintar” terasa seperti noda harga diri. Mereka terbiasa berhasil, dipuji, dan merasa nyaman dengan persepsi diri yang tinggi. Maka ketika dihadapkan pada rintangan, insting pertamanya adalah menyelamatkan citra—bukan menyelesaikan masalah. Mereka ganti haluan, mencari bidang lain yang menjanjikan kemenangan cepat, seolah hidup ini tentang menjaga skor tetap tinggi.
Sementara itu, mereka yang disebut “bodoh” kerap tidak punya kemewahan itu. Jalan mereka satu arah, tanpa pintu darurat. Tidak bisa lompat ke bidang lain, tidak bisa kabur dari kesulitan. Maka satu-satunya pilihan adalah bertahan, menghadapinya, dan tumbuh dari kegagalan. Mereka membayar harga yang lebih mahal, tetapi juga memanen ketahanan yang lebih kuat.
Ironisnya, kegigihan si “bodoh” itulah yang sering kali membawa hasil. Sebab kecerdasan yang tidak dibarengi keberanian hanya menghasilkan keangkuhan yang rapuh. Tapi keterbatasan yang ditempa oleh ketekunan justru melahirkan keunggulan yang sejati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Buka terus info, ambil artikel bermanfaat,sebarkan ke semua orang,
Untuk mencari artikel yang lain, masuk ke versi web di bawah artikel, ketik judul yang dicari pada kolom "Cari Blog di sini " lalu enter