Dulu waktu masih ngajar di SMA, tiap gue ngadain ulangan di kelas gue bilang gini ke murid2. "Silahkan kerjakan soal2 yang saya kasih dengan jujur ya kids, coz saya gak akan mengawasi kalian. Waktunya satu jam, dannn, dimulai dari sekarang." Abis itu gue langsung ninggalin kelas menuju perpus.
Satu jam kemudian, gue balik ke kelas dan meminta murid2 buat mengecek jawaban di kertas ulangan mereka sendiri. Kertas ulangannya gratis ya gaes bukan selembar poto kopian yang setiap siswa harus bayar dua ribu, padahal modal poto kopi cuman dua ratus. Gue yang bacain jawabannya, mereka yang mengecek sendiri bener atau salahnya. Kemudian, mereka sendiri juga yang ngasih nilai atas hasil ulangannya.
Kelar itu semua, gue meminta murid2 buat mengumpulkan lembar ulangan di meja gue. Dan setelah semuanya terkumpul gue bilang pada mereka, bahwa yang barusan ngerjain ulangannya dengan cara gak jujur, gue tunggu di ruang guru. Sebagian murid langsung terlihat gelisah, sementara gue keluar dari kelas menuju ruang guru, lalu menunggu siapa2 aja yang bakal dateng menghadap gue. Karena jujurly, sebenernya gue sama sekali gak tau murid mana yang gak ngerjain ulangan dengan jujur selama gue tinggal tadi.
Sepuluh menit kemudian, lima orang murid dateng menghadap di ruang guru. Tiga cowok, dua cewek. Mereka minta maap ke gue, karena waktu ulangan ternyata nyontek dan bekerjasama.
Gue bertanya ke salah satu murid cewek, kenapa dia ngelakuin itu. Dia menjawab, "saya takut diomelin orang tua saya Kak, kalo dapet nilai jelek."
"Kalo kamu?" tanya gue ke salah satu murid yang cowok.
"Sama Kak," jawabnya.
Gue membetulkan posisi duduk gue, lalu bilang gini ke mereka. "Kids, kalo orang tua kalian tau nilai ulangan kalian jelek, mungkin mereka akan marah. Tapi percaya sama saya, mereka bakal lebih marah, bahkan sedih, kalo tau anaknya gak jujur."
Kelima murid gue tertunduk.
"Kalian mungkin dapet nilai yang bagus dari menyontek, dan bikin orang tua bangga. Tapi, nilai yang kalian dapet adalah nilai yang haram, yang nantinya dari nilai haram ini akan jadi raport, jadi ijazah, dan dengan ijazah itu, kalian akan kuliah, kerja, lalu punya penghasilan kids. Punya uang. Yang mungkin uang itu akan kalian berikan ke orang tua. Terus, apa kalian tega ngasih uang yang diperoleh dengan cara kek gitu ke orang tua yang udah sayang banget sama kalian?" tanya gue.
Aer mata mulai mengalir dari sudut mata murid2. Bahkan ada yang dari telinga.
"Apa mereka akan bangga?" tanya gue lagi.
Sebagian murid mulai terisak. Sebagian lagi kejang2 dan keluar busa dari mulutnya.
"Ya. Mereka akan bangga sama kalian kids. Karena kalian adalah anak2 yang jujur, dan berani mengakui kesalahan. So, selamat ya, kalian hebat," kata gue sambil tersenyum.
Salah seorang murid tiba2 langsung menghampiri gue dan sungkem. "Maapin saya Kakkk. Saya janji bakalan jadi orang jujur kek yang Kakak bilanggg."
Murid2 yang laen mengikuti. "Maapin saya ya Kakkk..." Suasana jadi kek lagi lebaran. Hampir aja mereka gue kasih angpaw.
"Iya iya iya, gakpapa. Yang penting jangan diulangi ya," kata gue sok bijak.
"Baik Kak," jawab mereka sambil menghapus aer matanya pake kanebo.
"Terus nilai ulangan kita gimana Kak?" tanya salah satu murid cewek, dengan wajah yang kembali ceria.
"YA ENOL!" jawab gue singkat.
"HUAAAAAAAAA!" murid2 langsung pada kejer lagi wkwkwk!
...
Waktu gue diminta buat ngisi seminar pendidikan terhadap anak oleh panitia khilaf, yang dihadiri oleh guru2 PAUD dan guru2 SMA, gue kaget banget karena ternyata beberapa dari pesertanya adalah murid gue yang udah jadi guru.
"Kak, dulu saya murid Kakak loh waktu di SMA," katanya. Dalem hati gue, "lah, serius dulunya murid gue? Kok muka kita kek sepantaran sih wkwkwk?!" Awet muda banget ya gue wkwkwk!
Di acara itu sekelar memaparkan materi, moderator bertanya ke gue tentang gimana caranya biar anak2 bisa deket sama orang tuanya, dan mao cerita soal apapun ke orang tuanya. "Karena anak sekarang kan lebih seneng maen hape ya Bang," lanjutnya.
Lalu gue jawab, "mmm, gue ini kan bisa dibilang seleb pesbuk ya, yang keknya wajar banget deh kalo seharian maen hape karena banyak konten yang harus diposting dan banyak komen yang harus dibalesin. Tapi kalo lagi sama anak2, ya gue gak maen hape. Diri gue full buat mereka yang lagi bersama gue. Karena, gue gak mao menyia2kan kebersamaan yang singkat ini cuma demi hape. Gue ceritain apa yang lagi gue rasa ke mereka, gue mintai mereka pendapat soal apa yang baiknya gue lakuin, sehingga mereka pun begitu ke gue. Kalo guenya ngedeket, anak2 pun ngedeket. Kalo guenya cerita, anak2 pun cerita. Dan kalo gue menyontohkan, anak2 pun melakukan."
...
Sejatinya, kita semua adalah guru bagi anak2 kita di rumah. Karena apapun yang kita lakukan akan digugu dan ditiru oleh mereka. So prinsip gue, kalo gue pengen ngeliat bangsa ini lebih baik ke depannya, dipimpin oleh orang2 jujur profesional dan punya empati terhadap rakyatnya, maka gue bisa memulainya, dari diri gue sendiri.
Ah, jadi kangen ngajar di kelas lagi. Tapi udah terlanjur jadi artis wkwkwk!
Demikian, gue Bret Pitt.
#pacorstory
#alhamdulillah
Hari ini terakhir promo Piyuy Honey Lemon paket hemat 99K dan 199K, semoga gak keabisan 👉wa.me/6281818180855.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Buka terus info, ambil artikel bermanfaat,sebarkan ke semua orang,
Untuk mencari artikel yang lain, masuk ke versi web di bawah artikel, ketik judul yang dicari pada kolom "Cari Blog di sini " lalu enter