Oktober 14, 2025

SEPAK BOLA :PERBANDINGAN IWAN BULE ( MUCHAMAD IRIAWAN ) DAN ERICK THOHIR DALAM SEPAKBOLA INDONESIA

Kegagalan langkah Timnas Indonesia di ajang kompetisi menuju piala dunia tak terlepas kiprah dari ketua umum PSSI.

Berikut ini kami mencoba melakukan perbandingan kiprah 2 tokoh ketua umum, sebelum dan saat ini :
Perbandingan antara Iwan Bule  bersama pelatih Shin Tae Yong dan Erick Thohir bersama Shin Tae Yong dan Petrick Kluivert, dalam menangani sepak bola Indonesia menunjukkan perbedaan signifikan dalam gaya dan pendekatan.

*Perbedaan Gaya Kepemimpinan*

- * Mochamad Iriawan (Iwan Bule)*:
- Fokus pada pengembangan infrastruktur sepak bola
- Menginisiasi program-program untuk meningkatkan kualitas sepak bola Indonesia
dengan merekrut pelatih berasal dari Korea Selatan Shin Tae Yong, dan sebenarnya berjalan cukup baik dengan memunculkan pemain-pemain muda berbakat.
- *Erick Thohir*:
- Fokus pada profesionalisme dan tata kelola yang baik
- Berusaha meningkatkan prestasi tim nasional dan klub-klub Indonesia di kancah internasional

*Program dan Prestasi*

- *Mochamad Iriawan (Iwan Bule)*:
- Mengawasi pelaksanaan Liga 1 dan Liga 2
- Berusaha meningkatkan kualitas wasit dan infrastruktur stadion
- *Erick Thohir*:
- Berhasil membawa klub-klub Indonesia seperti Persib dan Persija ke level yang lebih tinggi
- Bersama pelatih Shin Tae Yong Fokus pada pengembangan sepak bola usia muda dan peningkatan kualitas pelatih, dan berjalan dengan baik, sayangnya justru program tersebut dipatahkan sendiri dengan memecat Shin Tae Yong disaat sepakbola mulai betgairah, dan mengganti pelatih asal Belanda Petrick Kluivert.

*Pendekatan dan Visi*

- *Mochamad Iriawan (Iwan Bule)*:
- Lebih fokus pada pembangunan infrastruktur dan pengembangan sepak bola dari bawah
- Berusaha meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam sepak bola
- *Erick Thohir*:
- Lebih fokus pada profesionalisme dan hasil di kancah internasional
- Berusaha meningkatkan citra dan reputasi sepak bola Indonesia di mata internasional dengan cara instan melakukan program naturalisasi para pemain diaspora yang mayoritas tinggal dan lahir di Belanda juga main di klub-klub eropa.
Sayangnya langkah-langkah yang ditempuh gagal total,akibat kesalahanya melakukan pergantian pelatih nasional yang tidak difikir secara matang.¹

TANGGAPAN NETIZEN : 

🏆 Titik Balik Sepak Bola Indonesia

Jangan hanya melihat bahwa saat Shin Tae-yong (STY) melatih timnas, Indonesia belum meraih gelar juara.
Tapi lihat lebih dalam — di era STY, sepak bola Indonesia bangkit dan mulai diperhitungkan di Asia.

Untuk pertama kalinya, timnas Indonesia bisa bersaing di level yang sebelumnya terasa jauh:

Timnas senior lolos ke Piala Asia 2023,

Timnas U-23 menembus empat besar Piala Asia U-23,

Dan kini, timnas Indonesia berhasil melangkah ke babak tiga Kualifikasi Piala Dunia — sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya.

STY mungkin belum memberi trofi, tapi ia memberi pondasi, karakter, dan arah baru bagi sepak bola Indonesia.
Dari kerja kerasnya, rasa percaya diri bangsa ini tumbuh kembali.
Dan dari sanalah kebangkitan sepak bola Indonesia benar-benar dimulai. 🇮🇩⚽

Namun sayang, proses besar itu kini terhenti di tengah jalan.
Pemecatan Shin Tae-yong bukan sekadar pergantian pelatih, tapi kehilangan arah dari sebuah perjalanan panjang menuju puncak.
Sebab cita-cita besar untuk menembus Piala Dunia adalah milik STY — bukan hasil target politik, tapi buah dari mimpi, kerja keras, dan keyakinan.

⚽🇮🇩 Ketika Pencapaian Diambil di Tengah Jalan

Cita-cita Shin Tae-yong (STY) bukan sekadar membawa timnas bermain cantik,
tapi membuktikan bahwa Indonesia layak berdiri di panggung dunia.

Dalam lima tahun terakhir, ia menanam sesuatu yang belum pernah dimiliki sepak bola Indonesia sebelumnya rasa percaya diri dan arah yang jelas.
Dari tim yang dulu dipandang remeh, kini Indonesia mampu menembus babak ketiga kualifikasi Piala Dunia  sebuah langkah yang dulunya bahkan tak berani dibayangkan.

Namun, di titik terpenting itu, justru terjadi hal yang paling mengejutkan:
STY dicopot sebelum misinya selesai.

Keputusan yang terasa seperti merampas hasil perjuangan di depan mata.
Bukan karena ia gagal, tapi karena ada yang ingin mengambil alih panggung keberhasilan itu.

Bayangkan, jika timnas benar-benar lolos ke Piala Dunia,
maka nama yang akan dielu-elukan bukan lagi Shin Tae-yong, tapi mereka yang duduk di kursi kekuasaan.
Padahal, fondasi, sistem, dan semangat pemain semua lahir dari tangan STY.

Inilah kenyataan pahit sepak bola Indonesia hari ini:
bukan kalah di lapangan, tapi dikalahkan oleh ego dan ambisi mereka yang ingin mendapat nama dari kerja keras orang lain.

Sepak bola seharusnya tentang perjuangan dan dedikasi,
bukan soal siapa yang paling cepat mengklaim hasil di depan kamera.

Intinya Erick Thohir bekerja untuk Sepakbola tidak dengan hati, tidak menghargai pelatih yang sudah berjasa membangun sepakbola indonesia, tidak menghargai para pemain muda yang telah berjuang keras sampai lolos ke round 3 dengan menaturalisasi gila2an, mengganti pelatih baru yang mantan pemain top tapi bodoh dalam kepelatihan ,itu sebenarnya hitung2 an yang konyol dengan harapan kalau lolos piala dunia tidak ada bayang-bayang nama Iwan Bule, karena STY merupakn rekrutan Iwan Bule .



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Buka terus info, ambil artikel bermanfaat,sebarkan ke semua orang,
Untuk mencari artikel yang lain, masuk ke versi web di bawah artikel, ketik judul yang dicari pada kolom "Cari Blog di sini " lalu enter

POLYESTER,KESEHATAN,PENGOBATAN,SEPAKBOLA,CARA DAN TIP

CARA MENGONTROL DIRI AGAR TIDAK MISKIN

Kemiskinan bukan cuma soal kurang uang, tapi soal hilangnya kendali atas hidup. Banyak orang hidup dari gaji ke gaji, bukan karena mereka bo...