FAREL PRAYOGA “OJO
DIBANDINGKE “MENJADI PRO DAN KONTRA DARI SUDUT PANDANG YANG BERBEDA
Gambar disunting dari IG Farel.co
Farel Prayoga jadi viral dan buah bibir karena mampu
menghipnotis para pejabat untuk ikut berjoget bersama dalam puncak acara
peringatan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia ke 77 pada tanggal
17 Agustus 2022 lalu.
Dengan membawakan lagu judul “OJO DIBANDINGKE” hasil
gubahan dari Abah Lala yang memilki nama asli Agus Purwanto, telah merubah
kehidupan seorang anak berumur 12 tahun , yang mana diawali selalu diajak
ayahnya untuk mengamen demi memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, dengan
perjalanan yang begitu berat nyatanya telah membentuk mental dan karakter anak
yang baru menginjak usia pra remaja ini mampu menampilkan kepiawaianya di depan orang penting tanpa ada rasa grogri atau minder bahkan bisa dibilang penampilan yang sempurna, ditunjang memang memilki suara sangat bagus, sehingga sangat
beruntung bisa tampil di depan para pejabat, dan mendapat apresiasi sangat
luas, baik kalangan pejabat, pengusaha, dan masyarakat umum terutama bagi warga
daerah asal anak tersebut yaitu Banyuwangi , Jawa Timur.
Dengan penampilan yang memukau tersebut menjadi dia
mendapat apresiasi dari berbagai pihak , ada yang memberikan biasiswa, dan
tentunya uang bahkan sampai dianugerahi
sebegai “DUTA KEBUDAYAN “ oleh pemerintah.
Namun dari keberhasilanya itu ternyata menimbulkan pro
dan kontra di masyarakat diantaranya , bagi kaum intelektual penghargaan-penghargaan
diangap tidak pantas, bahkan ada yang ektrim menyebut Negara Goyang, Negara
Dangdut mereka setengah protes mengapa tidak pelajar yang berprestasi di luar
negeri misalnya memperolah medali dari lomba Sain seperti lomba Matematika,
Kimia , Fisika yang tingkatnya Internasional, dan lain-lain, seolah-olah
anak-anak yang sebenanrnya berprestasi di kancah internasional justru
terabaikan, dan tidak mendapat perhatian, padahal justru anak-anak tersebutlah
calon pemaju bangsa, ada juga yang menyayangkan anak punya suara emas, namun menyanyikan lagu dewasa
yang dianggap belum semestinya.
Bagi yang pro tentunya menilai dari segi sisi
positifnya , yang mana anak yang sebelumnya kehidupanya sangat berat, bisa
tertolong dan berubah secara drastis dari segi ekonominya, karena dengan
keviralanya tersebut akhirnya banyak job, diundang ke mana-mana, bahkan ada
berita yang sampai dijemput menggunakan jet pribadi, nah ini tentunya menaikan
derajat anak tersebut juga keluarganya, siapa lagi yang akan memperhatikan
kehidapuan anak tersebut kalau tidak ada yang mau peduli, belum tentu kaum
intelektual akan peduli terhadap kehidupan anak tersebut apabila tidak viral.
Mungkin sebaiknya kita belajar bersikap bijak, karena
Indonesia ini terdiri dari bermacam suku, kebudayaan dan masyarakat yang
hiterogen, setiap orang memiliki kelebihan masing-masing, tentunya para pemimpin
bangsa ingin semua warganya terakomodir sesuai dengan bidangnya masing-masing,
namun butuh proses yang sangat panjang, nah kewajiban para intelektual adalah
memajukan bangsa dari bidang ilmunya sehingga tidak ada ketergantungan dengan
teknologi dari luar negeri, dan yang memiliki kelebihan dalam seni budaya
memajukan bangsa berdasarkan bakat kebudayaanya sehingga tidak terpengaruh
budaya dari luar negeri.
Ayoo… Indonesia jaya, bersatu untuk maju bersama.