Mei 29, 2025

APAKAH TAMPAN DAN CANTIK MEMPENGARUHI KESUKSESAN ?

Ada pepatah pergaulan akan mempengaruhi siapa kita, misal bergaul dengan tukang penjual minyak wangi maka kita akan kena harumnya, sedangkan bergaul dengan tukang pandai besi kita akan kena bau asapnya, ini juga ada benarnya.


Dengan hal tersebut juga seorang motivator juga menyemangati kepada para Audien atau pengikutnya : 
KALAU INGIN KAYA MAKA BERGAULAH DENGAN ORANG KAYA , KALAU INGIN PINTAR BERGAULAH DENGAN ORANG PINTAR 
istilah ini kadang ada benarnya tapi kadang juga tidak ada benarnya, kenapa ? apabila kita miskin jelas hal yang tidak mudah untuk bergaul dengan orang kaya, karena orang kaya sebagian besar ya bergaulnya dengan orang kaya, si miskin ingin sekali bergaul agar bisa kaya, nyatanya si kaya akan menjaga jarak dari si miskin, dengan berbagai faktor alasan takut jatuh derajatnya, dan diperolok oleh teman-temanya yang kaya, demikian juga orang pintar, sebagian besar juga menjaga jarak dengan orang-orang yang bodoh.

Wajarlah.. Yang biasanya jadi motivator kan BANGSA PARAS RUPAWAN.

Kerupawanan wajah bisa menjadi pembangkit emosi manusia yang paling kuat. Selain berfungsi untuk menarik lawan jenis satu sama lain, hal itu juga berfungsi untuk menginspirasi karya seni yang hebat, bahkan mampu menimbulkan konflik dahsyat yang melibatkan ribuan kapal. Apakah itu diwariskan? Jika ya, mengapa orang tua yang berparas rupawan sering kali memiliki anak yang berparas tidak rupawan dan sebaliknya?

Tidak diragukan lagi, kerupawanan yang luar biasa merupakan aset yang sangat istimewa, namun sayangnya, sangat sedikit orang yang memilikinya. Saking kuatnya hingga orang yang memiliki paras rupawan merasa hampir mustahil untuk menjalani kehidupan normal. Bahkan orang yang sedikit saja lebih rupawan dari orang rata-rata, tampaknya memiliki lebih banyak keuntungan dalam hidup, jika dibandingkan dengan orang yang kurang rupawan, yang mana orang yang kurang rupawan tersebut cenderung mengalami diskriminasi dan penolakan yang terjadi secara berulang kali.

Sejak anak-anak, kita telah mendapat berbagai pemaparan bahwa pahlawan itu tampan, pahlawan wanita itu cantik, dan orang jahat itu jelek, namun tak sedikit yang berasumsi bahwa ini hanya sudut pandang fiksi. Terdapat bukti nyata yang menunjukkan bahwa itu didasarkan pada kebenaran. Bayi yang berparas rupawan menerima lebih banyak kasih sayang dan perhatian dari orang tua mereka dan orang dewasa lainnya, dan lebih mungkin untuk tumbuh menjadi orang dewasa yang "seimbang" (Bull dan Rumsey 1988), sedangkan anak-anak yang tidak berparas rupawan lebih mungkin untuk diganggu di sekolah (Lowenstein 1978) dan kurang mahir berinteraksi secara sosial.

Orang/anak yang berpenampilan menarik cenderung dianggap LEBIH CERDAS (Bull dan Stevens 1979). Namun yang mengejutkan, mereka sebenarnya memang LEBIH CERDAS (Clifford 1975). Hal ini diduga karena mereka lebih banyak mendapat apresiasi dan perhatian, baik dilingkungan tempat tinggalnya ataupun disekolahnya. Selain itu, orang dengan paras rupawan juga cenderung lebih mudah mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, naik ke jabatan/posisi yang lebih tinggi, serta mendapatkan lebih banyak UANG jika dibandingkan dengan orang yang berparas "rata-rata" (Bull dan Rumsey 1988). Selain itu pula, seseorang akan dianggap memiliki status yang lebih tinggi jika memiliki pasangan yang berpenampilan menarik, daripada seseorang yang memiliki pasangan yang tidak berpenampilan menarik (Hartnett 1973).

Bukti nyata lain yang sudah tertulis yaitu seorang taruna (kadet) yang berparas rupawan yang mencapai peringkat yang lebih tinggi pada saat mereka lulus (Ackerman 1990). Seorang hakim kemungkinan akan memberikan hukuman yang lebih ringan kepada penjahat yang berparas rupawan (McFatter 1978). Orang yang tidak berparas rupawan sering kali dikaitkan dengan kepribadian dan perbuatan yang tidak diinginkan (Miller et al 1974), selain itu mereka juga dianggap sebagai penyimpang, feminis, homoseksual, dan radikal dalam hal politik (Unger et al 1982), serta seorang kriminal yang penampilannya diperbaiki dengan operasi wajah cenderung tidak melakukan pelanggaran lagi (Lewison 1974).

Secara fisiologis, daya tarik wajah, simetrisme pada tubuh, dan bahkan kecerdasan dianggap memiliki keterkaitan (Furlow et al 1997). Namun bagaimanapun juga, interaksi variabel-variabel ini membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Sumber: Mew John, The Cause and Cure Of Malocclusion – Chapter 4: Reading The Face. London: Orthotropics.

Salam Mewing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Buka terus info, ambil artikel bermanfaat,sebarkan ke semua orang,
Untuk mencari artikel yang lain, masuk ke versi web di bawah artikel, ketik judul yang dicari pada kolom "Cari Blog di sini " lalu enter

POLYESTER

APAKAH TAMPAN DAN CANTIK MEMPENGARUHI KESUKSESAN ?

Ada pepatah pergaulan akan mempengaruhi siapa kita, misal bergaul dengan tukang penjual minyak wangi maka kita akan kena harumnya, sedangkan...