Agustus 21, 2025

CARA BERETIKA DALAM KEKUASAAN


SILAHKAN BACA NARASUMBER ARTIKEL DARI LOGIKA FILSUF :
Apakah kita sedang menyaksikan panggung kekuasaan yang kehilangan ruh etika, di mana politik hanya menjadi arena perebutan pengaruh tanpa menimbang maslahat rakyat?

Imam Al-Ghazali menulis karya ini pada abad ke-11 sebagai respons atas dekadensi moral para penguasa Abbasiyah. Buku ini bukan sekadar nasihat, tetapi juga peringatan keras: kekuasaan yang tidak ditopang adab akan melahirkan tirani yang menggerogoti agama dan masyarakat.

Indonesia mengalami paradoks politik: demokrasi berjalan, tetapi kepercayaan publik kian menurun. Korupsi politik, oligarki, hingga praktik transaksional kerap menyingkirkan kepentingan rakyat. Al-Ghazali menegaskan bahwa politik tanpa nilai keadilan adalah pengkhianatan terhadap amanah kepemimpinan. Ini relevan untuk menilai wajah politik kita: apakah ia masih melayani rakyat, atau justru melayani hasrat kuasa segelintir elit?

Mengapa Buku Ini Harus Dibaca?

 1. Karena ia menawarkan kerangka moral bagi politik yang selama ini didominasi oleh strategi dan taktik kosong.

 2. Karena ia menunjukkan bahwa kepemimpinan bukan sekadar manajemen kekuasaan, tetapi juga tanggung jawab spiritual.

 3. Karena ia mengingatkan: runtuhnya peradaban selalu berawal dari runtuhnya moral para penguasa.

Membaca buku ini adalah cara untuk kembali menghubungkan politik dengan nilai-nilai adab dan akhlak.

Tiga Poin Penting dari Buku

 1. Kekuasaan adalah amanah, bukan hak milik. Seorang pemimpin tidak boleh menganggap jabatannya sebagai harta pribadi yang bisa diwariskan atau diperdagangkan.

 2. Pemimpin tanpa keadilan adalah musibah. Al-Ghazali menegaskan, satu jam keadilan seorang pemimpin lebih berharga daripada seribu tahun ibadah individu.

 3. Nasihat adalah benteng kekuasaan. Penguasa yang menutup telinga dari kritik akan terjebak dalam lingkaran zalim.

Bayangkan sebuah negeri di mana pemimpin mengubah rakyat menjadi sekadar angka statistik. Mereka hanya hadir ketika pemilu tiba, lalu dilupakan begitu saja. Dalam kerangka Al-Ghazali, ini sama saja dengan menjadikan rakyat sebagai “tumbal legitimasi”, bukan manusia dengan martabat.

Lebih ekstrem lagi, jika sebuah rezim menutup ruang kritik, maka politik berubah menjadi teater totalitariandi mana rakyat dipaksa bersorak untuk kebohongan, dan diamnya mereka dianggap tanda setuju.

Imam Al-Ghazali tidak sekadar menulis untuk masanya, tetapi juga untuk kita hari ini. Politik tanpa adab hanyalah tipu daya, dan kekuasaan tanpa akhlak hanyalah kehancuran yang menunggu waktu.
Jika ingin memahami bagaimana seharusnya pemimpin dipandu oleh nilai, bukan hanya nafsu, maka buku ini wajib dibaca.

Dapatkan bukunya, baca, lalu uji politik di negeri ini dengan kacamata adab yang ditawarkan Al-Ghazali. Karena tanpa itu, kita hanya akan menjadi penonton dalam tragedi politik yang berulang.

TANGGAPAN ZUL FATMAH :

Politik adalah ri'ayatusysyu'unil ummah, mengurus urusan  rakyat menggunakan aturan2 Allah SWT. Pemimpin dipilih untuk melaksanakan perintah2 Allah ketika mengurus rakyatnya, bukan melaksanakan undang2 yang dibuat oleh sekelompok manusia yang duduk di DPR.

Kedaulatan( kekuasaan untuk membuat aturan/UU) hanya ditangan Allah, bukan ditangan anggota DPR. 

Dari sini sudah tergambar kebahagiaan dan kesejahteraan yang akan dirasakan oleh rakyat itu akan jadi kenyataan, bukan lagi lip service.

Imam Al Gazali mengatakan, agama dan kekuasaan adalah saudara kembar. Agama adalah pondasinya, kekuasaan adalah penjaganya.

Sesuatu yang tidak punya pondasi akan runtuh.Dan yang tidak punya penjaga  akan hilang.

Mungkin saatnya kita harus mempertimbangkan istilah etika yang tak punya bobot, karena ada syariat Allah yang ketika diikuti dan dijalankan, kita akan mendapatkan pahala. Pahala itu akan dibalas dengan kenikmatan luarbiasa dari Allah kelak di akhirat dan didunia  hidup akan bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Buka terus info, ambil artikel bermanfaat,sebarkan ke semua orang,
Untuk mencari artikel yang lain, masuk ke versi web di bawah artikel, ketik judul yang dicari pada kolom "Cari Blog di sini " lalu enter

POLYESTER

CARA ORANG TUA MERUSAK ANAK DALAM MENDIDIK

ARTIKEL DICOPY DARI LOGIKA FILSUF : Orang tua sering yakin bahwa apa yang mereka lakukan untuk anak sudah benar. Namun, banyak kebiasaan kec...