Februari 24, 2015

MENGENAL BAHAN POLYESTER DAN TEKNOLOGI POLYESTER 3 alias Poliester ( Thermal Stability and Degradation/ stabilitas Thermal dan Degradasi )


STABILITAS THERMAL DAN DEGRADASI

 

Secara umum telah diketahui bahwa perubahan bentuk pellet PET/Chips ke dalam pembuatan produk seperti film, Lembaran dengan cara ekstrusi atau injeksi molding biasanya akan diiringi beberapa degradasi pada rantai PET.

BACA JUGA ARTIKEL BERIKUT : 

DIAGRAM PROSES PEMBUATAN BENANG POLYESTER  

Ada tiga proses degradasi penting yang dapat berpengaruh pada tingkat degradasi dan timbulnya jenis degradasi produk, yaitu :

A. Degradasi Hydrolitic

Yang mana saat PET bereaksi dengan air pada suhu tinggi ini biasanya menyebabkan :

1. Reduksi Berat molekul

2. Terbentuknya hydroxyl dan Carboxyl end Groups

 

B. Degradasi Thermal

   Dengan adanya interaksi panas dengan rantai-rantai PET menyebabkan potongan rantai secara acak membentuk Vinyl Ester dan Carboxyl End Groups.

   Degradasi thermal dapat menyebabkan :

1. Reduksi Inherent Viscosity, I.V atau Berat Molekul

2. Terbentuknya Carboxyl Ends Groups tambahan

3. Penurunan warna

4. Terbentuknya produk bersifat Gas terutama Acetaldehyde tetapi juga sejumlah kecil gas lain seperti terlampir pada tabel 1 di bawah

5. Terbentuknya produk non gas dengan Berat Molekul kecil seperti AsamTerephtalate ( Terpthalic Acid ) dan Oligomer pada PET  

 

Tabel 1

 

       Senyawa                       Mole ( % )

 

 CH3CHO, 

Acetaldehyde ( AA )           80.0

 CO                                        8.0

 CO2                                      8.7

 H2O                                      0.8

 C2H4                                    2.0

 CH                                     0.4

 C6H6                                    0.4                                 

 2-Methyldioxolane             0.4

 

C. Degradasi Thermal-Oxidative

  

   Terjadinya reaksi Oksigen dengan PET pada suhu tinggi bisa menyebabkan :

   1. Tereduksi I.V atau Berat Molekul.

   2. Menghasilkan Acetaldehyde dan gas-gas lain

   3. Terbentuknya Carboxyl End Group

   4. Menghasilkan produk nan Gas yang memiliki Berat Molekul rendah

   5. Terbentuknya rantai cabang, bahkan dalam kondisi extrim terjadi gelatin

   6. Penurunan warna.

Tereduksinya IV berarti akan mereduksi kekutan dari Polyester.
Terbentuknya Acetaldehyde ini tidak dikehendaki dalam Botol Grade karena botol PET untuk  kemasan minuman baik minuman mineral maupun berkarbonasi, sedangkan Acetaldehyde merupakan senyawa karsinogen, sehingga akan membahayakan manusia, sedangkan Acetaldehyde dalam botol akan keluar apabila kena suhu panas terutama sinar matahari.
Carboxyl juga sangat berpengaruh terhadap daya serap terhadap zat warna karena dengan adanya Carboxyl akan mengambil tempat diantara ikatan rantai polymer.

Dengan terjadinya degradasi rantai polymer tentu saja akan sangat berpengaruh terhadap kualitas produk apabila plyester tersebut di buat benang maka benang akan mudah putus, dan apabila dibuat botol maka botol tersebut juga akan menjadi tidak kuat, berikut silahkan buka dan baca rekasi dasar kimia pada pembentukan Polyester : REAKSI DASAR KIMIA POLYESTER

Februari 23, 2015

CARA MENGUSIR KUTU KERTAS DENGAN KORAN BEKAS , CARA MENGHILANGKAN BAU BUSUK AIR COMBERAN DAN WC, CARA MENGUSIR RAYAP DI RUMAH,CARA MENCEGAH HAMA TANAMAN DENGAN ARANG



CARA MENGUSIR KUTU KERTAS DENGAN KORAN BEKAS

Biasanya koran dirumah setelah dibaca tidak diperdulikan lagi atau setelah terkumpuldi jual tukang beli koran bekas, tapi sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk alas pakaian di almari,atau alas buku di rak-rak, karena bau tinta pada koran bisa mengusir serangga , kutu kayu dan kutu kertas.

 

CARA MENGHILANGKAN BAU BUSUK AIR COMBERAN DAN WC

WC dan Comberan tempat ruang cuci di dapur kadang timbul bau busuk yang menyengat hidung, ada tips untuk menghilangkanya yaitu, beberapa butir kapur baru atau kamper ditumbuk halus kemudian campur dengan minyak tanah, campuran tersebut dipercik-percikan ke lobang WC atau tempat yang berbau busuk, niscaya akan hilang baunya.

 

CARA MENGUSIR RAYAP DI RUMAH

Kadang kita merasa jengkel  jika kusen2 atau perabot dari kayu yang ada dirumah dimakan rayap sehingga tau-tau sudah keropos dan rapuh.

Apabila ada rayap tentunya disekeliling rumah atau bahkan dalam rumah kita ada rumah rayap yang membentuk gundukan tanah.

Cara praktis mengusir rayap, yaitu ambil air kapur sirih ( air gamping ) taburkan air tersebut dikeliling rumah rayap, niscaya rayap akan lenyap.

 

 

CARA MENCEGAH HAMA TANAMAN DENGAN ARANG

 

Gemes sekalai kalau tanaman kesayangan baik bunga, jeruk aatau tanaman yang lain di serang hama sehingga layu dan mati.

Untuk menhindari hal tersebut, taburkan arang pada permukaan pot atau vas bunga, atau bawah pohon jeruk anda, niscaya hama tidak berani mendekat lagi.

 

 

Februari 22, 2015

MENGENAL BAHAN POLYESTER DAN TEKNOLOGI POLYESTER 1: teori reaksi dasar KIMIA pembuatanya POLYESTER DENGAN BAHAN DASAR ETHYLENE GLYCOL DENGAN ASAM TERPTHALATE

  

POLYESTER DAN TEORI PEMBUTAN SERTA  APLIKASINYA

Mungkin kita tidak sadar bahwa sehari-hari kita selalu dekat dengan bahan- bahan yang terbuat dari polyester seperti  kain/ baju yang kita pakai , botol-botol plastik yang biasa disebut PET, dan bertanya-tanya apa sih Polyester ?

Okey, mari kita pelajari, apa itu Polyester, Poly artinya banyak, sedangkan Ester merupakan suatu gugus 

    
                             O
                            
                       R – C – OR
 

Jadi Polyester merupakan ikatan rantai-rantai ester yang panjangnya sampai ribuan.

Dan pada dasarnya pembentukan ester adalah hasil reaksi antara asam dan alkohol.

Saat ini Polyester yang beredar diberi istilah PET yaitu kepanjangan dari Poly Ethylene Terpthalate karena ini dibuat dari mereaksikan antara Mono Ethylene Glycol ( MEG ) dengan  Asam terphtalate atau Para Therepthalic Acid atau disingkat PTA, dari hasil reaksi itu terbentuk DiHydroxyethyl Terephthalate ( DHET ) yang biasa disebut juga Monomer.sebelumnya PET dibuat dari reaksi antara Ethylene Glycol dengan Dimethyl Terepthalate ( DMT ) tapi ini mempunyai  kelemehan karena terbentuknya Methanol hasil sisa reaksi yang memerlukan tempat yang sangat besar.

Adapun konsep reaksinya adalah :


 
 
 
 
  
 
 
n adalah jumlah ikatan polymer PET dengan kesempurnaan mencapai 100 ikatan ( derajat polymerisasi ), jadi berat molekul kira-kira 19 200, ini bisa kita ketahui dengan nilai IV atau Intrinsic Viscosity.


TEORI POLYMERISASI :

Berat Molekul pada PET C10H8O4 berulang adalah 192 diluar itu ada 1 molekul EG, C6H6O2 dengan berat molekul 62 jadi total berat molekul adalah 192n+ 62

Berat molekul pada PET  dan Intrinsic Viscosity pada saat Derajat Polymerisasi ≈ 100 adalah :

DP( Derajat polymerisasi )        BM( Berat Molekul )         I.V


≈ 100                                           192.00    0.64

Sehingga total persamaan pada proses produksi PET dapat ditunjukan seperti berikut :


   
 
 
 
 
 
 
 

 

 

Akan tetapi tidak semua TPA bereaksi sempurna pada tingkat pertama pada proses, dan kemudian terbentuk Ester atau terjadi Esterifikasi akan terjadi dalam tahap proses Polykondensasi dan melepaskan sedikit air dengan Ethylene Glycos sisa reaksi dari proses tersebut.

 

Seperti yang  dijelaskan  proses diatas bahwa katalis, Pemanasan dan  kondisi vakum  digunakan untuk memacu terjadinya proses reaksi. dan seperti ditunjukan tanda anak panas  bahwa  akan terjadi reaksi balik, untuk itu harus diperhatikan dalam proses operasional, kimia sisa reaksi yang terbentuk seperti EG dan H2O dengan cepat harus diambil untuk mencegah reaksi balik dalam proses dan  menurunkan berat molekul pada hasil akhir.

Silahkan buka dan baca juga  : Polymerisasi pada Polyester

REAKSI SAMPING

Sebagai telah dijelaskan pada reaksi utama tersebut diatas, diketahui reaksi samping pasti terjadi dan PET dapat terdegradasi pada dalam proses industri:


   

Produk dari reaksi ini adalah DEG dan TEG yang mana  ke dua glycol tersebut akan menggantikan EG pada rantai molekul PET dan  meningkatkan daya serap zat warna dan sangat berpengaruh terhadap properties secara fisik pada benang yang semakin berkurang.

Jumlah terbentuk keduanya dalam proses dipengaruhi oleh :

a. Adanya jumlah Glycol sisa selama reaksi.

b. Tingkat jumlah katalis

c. Waktu tinggal dalam Vessel ( Reaktor )

d. Suhu

e.  Tekanan.

Seperti yang telah diketahuai semakin banyak sisa reaksi Glycol maka juga akan semakin banyak terbentuk DEG juga akan diikuti TEG, untuk menghindari ini maka perhotungan perbandingan jumlah Mol ( Mole Rasio ) saaat mebuat PTA slurry harus benar-benar diperhitungkan dengan cermat.
Hal yang tidak bisa dipungkiri untuk mepercepat terjadinya reaksi maka perlu di tambahkan katalis dengan demikian akan menghemat waktu dan energi, hanya saja Katalis juga harus dipilih dan diperhitungkan dengan tepat.
Secara umum waktu tinggal sangat mempengaruhi kecepatan reaksi, apabila waktu tinggal terlalu lama maka akan terdegradasinya EG membentuk DEG maupun TEG, demikian juga suhu dan tekanan.

Tentu saja karena ini merupakan proses kimia yang dipengaruhi suhu, tekanan maka pastilahakan terjadi degradasi pada rantai polymer apabila penangnanya kurang tepat, nah, silahkan buka dan baca artikel  ini : MACAM-MACAM DEGRADASI PADA REAKSI KIMIA POLYESTER 

Note : Artikel ini kami buat berdasarkan pengalaman kerja selama 22 tahu di bidang Industri Polyester

POLYESTER,CARA MEMBUAT RUANG LABORATORIUM, KARUNGPLASTIK,MELT INDEX,OBAT JANTUNG,OBAT ASAM LAMBUNG