CARA MENGHAYATI FALSAFAH PERJALANAN
HIDUP
Waktu kecil kita sering di Tanya cita-cita, terutama
saat dududk di bangku TK, SD oleh guru, teman, orang tua , tetangga, dan
jawabnya bermacam-macam, diantaranya :
1.
Ingin jadi dokter dengan alasan bisa nolong orang
sakit agar sembuh
2.
Ingin jadi pilot dengan alasan kalau bawa peawat
terbang terus lewat di atas rumah orang tua sambil menjatuhkan uang yang banyak
3.
Jadi Insinyur dengan alasan bisa bangun jalan dan
gedung-gedung,
4.
Dan lain-lain…
Dari sekian banyak cita-cita apakah kita bisa
mewujudkan setelah benar-benar dewasa ? mungkin ada yang bisa akan tetapi
kebanyakan justru apa yang di alami saat dewasa entah itu pekerjaan,
penghasilan tidaklah seperti yang dicita-citakan saat kecil, karena kehidupan
dunia itu sangat dinamis, bisa berubah setiap saat yang mana diluar dugaan atau
perkiraan kita, yang mana semua dipengaruhi oleh kondisi alam, lingkungan, dan
lain-lain.
Namun apabila kita mau instropeksi diri, sebenarnya
apa yang kita alami saat ini adalah hasil perilaku kita dimasa-masa lampau, apabila
kita melakukan tindakan –tinadakan negative dan tidak ditaubati saat ini kita
akan mersakan akibatnya, kalau orang jawa bilang : NGUNDUH WOHING PAKARTI,
kalau dalam bahasa Indonesia ada istilah : SIAPA MENANAM MAKA AKAN MENUAI .
Semua itu berlaku tidak pandang bulu entah rakyat
biasa atau orang-orang yang memliki kekuasaan taruhlah pejabat penting baik di
pemerintahan maupun swasta.
Kita bisa lihat dari berita-berita baik Televisi
maupun internet, ada seorang pejabat yang tersandung kasus yang sangat berat
itu semua pasti jalan menuju kekuasaanya dilakukan dengan tidak benar, dan saat
berkuasapun melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang dari agama, entah agama
apapun, sehingga semua akan mendapatkan balasan yang setimpal, sepandai apapun
bisa menyembunyikan perilakunya, Tuhan akan menunjukan ke khalayak, istilah
falsafah jawa : BECIK KETITIK OLO KETORO .
Dari perilaku para pejabat yang berkuasa seolah-olah
secara tidak langsung telah mengubah semboyan :
Ing ngarso sun
tulodho, Ing Madyo mangun karso, Tutwuri handayani
Menjadi
Ing ngarso mumpung kuoso
, bermakna Mumpung lagi berkuasa untuk menyalah gunakan kekuasaan, bersifat
adigung adiguno, sewenang-wenang.
Ing Madyo lewo-lewo
, bermakna dengan sedang berkuasa dan berkelimangan harta bisa berleha-leha
untuk memanfaatkan harta dari hasil kekuasaanya.
Tutwuri hangorupsi
, bermakna yang sepertinya tidak Nampak namun melakukan tindakan tidak benar
dengan melakukan korupsi.
Meski tidak semua pejabat mengilhami falsafah tersebut
di atas namun kemungkinan tidak sedikit pejabat dari tingkat bawah sampai atas
yang tidak sengaja mempraktekannya, dan semua itu akan berrimbas kehidupan
mereka di kemudian hari, entah kondisi mental dan fisiknya dan yang lebih berat
di akhiratnya, juga pada anak turun mereka.
KArena sesungguhnya apa yang kita lakukan saat ini
maka akan kita petik hasilnya diwaktu berikutnya, untuk itu marilah kita
persiapakan diri kita untuk menghindari hal-hal berbuat nista, dan tidak
melanggar aturan-aturan agama karena sebenanrnya aturan Agama itu dari Tuhan
dan juga jangan sampai melanggar hukum-hukum Negara meskipun hukum-hukum dunia
itu karya manusia, namun yang tidak menyimpang dari agama harus kita taati.
[URGENTLY NEEDED]
Group Leader Microbiology Lab di PT Perusahaan Industri Ceres - Bandung.
Kualifikasi :
- D3 Teknologi Pangan/Biologi
- Pengalaman 1-2 tahun di lab mikrobiologi
- Bersedia bekerja shift
- Sudah vaksin booster
Kirimkan CV dan lamaran ke email : dian.ratnasih@delfi-chocolate.com