Masa pandemi wabah akibat Covid-19 rupanya belum menunjukan tanda-tanda akan berakhir, bahkan dari data resmi menunjukan peningkatan secara nasional sampai tembus di atas 100 ribuan lebih yang terkonfirmasi sedangkan yang meninggal mencapai di atas 5000 jiwa, tentunya ini membuat prihatin semua pihak , terutama pemerintah.
Efek dari ini bukan hanya pada dunia industry, perdagangan yang hamper melumpuhkan ekonomi Negara, demikian juga untuk pembentukan generasi muda melalui dunia pendidikan, dikarenakan untuk menghindari kontak antar siswa, maka harus ada alternative pembelajaran terhadap para siswa agar tidak kehilangan sentuhan belajar, maka ada beberapa sekolah yang menerapkan belajar jarak jauh.
Dalam system ini tentu memerlukan metoda tersendiri dan perlengkapan yang memadai karena Siswa tidak bisa bertatap muka langsung dengan pengajar atau guru, setidaknya siswa harus memilki perangkat Handphone pintar sejenis android atau IOS, kemudian ditunjang dengan jaringan Internet yg kuat dan stabil, kalau di Sekolah mungkin memilki WiFi untuk melakukan siaran langsung melalui video guan menjelaskan kepada para siswa, namun ternyata bagi siswa tidaklah mudah dan banyak kendala yang dialami, seperti berikut ini :
1. Orang tua harus membelikan HP pintar, bagi keluarga mampu mungkin itu bukan sebuah masalah, namun bagi keluarga kurang mampu akan pusing tujuh keliling, boro-boro untuk membeli HP, kadang untuk makan saja sangtalah susah.
2. Siswa yang belum pernah menggunaka HP mungkin akan menemukan kesulitan, namun sepertinya zaman sekarang jarang anak-anak yang belum mengenal HP pintar.
Tonton Juga video ini :
HARUS BANTING TULANG DEMI MENUNJANG BELAJAR ANAK
3. Penggunaan paket data, yang tentunya tidaklah sedikit untuk setiap harinya, paling tidak minimum Rp 20.000, sepertinya ini adlah maslah terbesar.
4. Masalah jaringan yang tidak stabil atau lelet, padahal siswa sedang mengerjakan tugas.
5. Bateray HP tiba-tiba Drop
6. Dan masih
banyak lagi.
Kelebihanya :
Si Siwa bisa berlatih bertanggung jawab untuk belajar tanpa pengawasan guru
Tentunya dengan kondisi seperti ini ada pihak yang diuntungkan yaitu meningkatnya penjualan Handphone pintar, juga pulsa atau paket data yang diluncurkan oleh para perusahaan provider.
Dengan kondisi seperti ini demi anak bangsa , demi masa depan bangsa Indonesia dinas pendidikan atau kementrian pendidikan harus membuat system yang bisa mempermudah para pelajar mendapatkan kemudahan dan keringanan terutama penggunaan pulsa atau paket data , bisa saja memberikan subsidi keapada penyedia provider seluler sehingga mereka bisa memberikan paket hemat khusu pelajar.
Tapi temen saya ini smart. Pada mogok ke 2, dia create account LinkedIn (saya sarankan), dia spot #talentready #opentowork #linkedinindonesiabersatu . Jadi dia prepare semuanya diam2.
Eh mogok mendadak lagi minggu lalu, minta dinaikkan uang makan siang dari 15.000 ke 30.000. Krn mogok mendadak. Teman saya sdh "muntap" alias murka. Semua dipecat seketika. Pabrik off last week. Semua hak diberikan. Sesuai dgn UU. New employees join next week pada 10 Agustus 2020.
Kaget sekali mrk, gak sangka. Byk yg menyesal. Dan minta dipekerjakan. Tapi terlambat.
Ini rangkaian peribahasa, dikasih hati, minta rempelo.
Satu kali dituruti, terus minta sampai 3X. Finally out semua di mogok mendadak ke 4.
Dan penyesalan tdk ada guna. Dari 35, ternyata 23 orang dipaksa ikut oleh 12 orang yg provokator. Akibatnya semua hilang kerjaan.
Lesson learned :
Solidaritas perlu tapi di kondisi #COVID19, keluarga lebih butuh makan.