September 06, 2025

JADWAL DAN HASIL SEPAKBOLA TIMNAS SENIOR MAUPUN U-23

PSSI telah menggelar pertandingan FIFA Matchday untuk sepakbola nasional senior di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya menghadapi China Taipei atau Taiwan kemarin hari Jumat tanggal 5 September 2025.


Anak asuh Petrick Kluivert berhasil menggelontorkan 6 gol ke gawang Taiwan, adapun gol di cetak oleh Jordi Ahmat, Gol bunuh diri, Eliano Reijnders, Ramadhan Sananta dan Sandy Walls.
Pertandingan ini sekalian merupakan ajang uji coba untuk mempersiapkan putaran ke 4 piala Dunia yang akan di adakan di Arab Saudi bulan Oktober depan, yang mana nantinya Indonesia akan menghadapi Iraq dan tuan rumah Arab Saudi.
Pada pertandingan kemarin yang menjadi sorotan adalah penampilan Beckam Putra, meskipun baru dalam memperkuat Timnas Senior,tidak ada rasa canggung bahkan oenampilan impresifnya cukup mampu mengobrak-abrik pertahanan lawan, bahkan gol pertama tercipta oleh Jordi Ahmat merupakan umpan matang darinya,meski akhirnya dia ditarik keluar pada menit ke 70.
Secara keseluruhan permainan Indonesia cukup bagus, sudah ada chemistri,namun Taiwan memang termasuk tim lemah bila dilihat dari ranking FIFA, sangat jauh du bawah Indonesia, satu hal yang menjadi catatan penampilan Stefano Lilypali, masih belum optimal, selanjutnya Timnas Senior akan menghadapi Libanon pada hari Senin tanggal 8 September 2025 pukul 20.30 ditempat yang sama.
Kita bahas penyisihan piala Asia U-23 di group J dimana Garuda muda menghadapi Macao hari ini Sabtu 6 September 2025 di Stadion Gelora Felta, Sidoarjo, kick off pukul 19.30.
Anak-anak asuhan Gerald Vanenburg mampu melibas macau dengan skor cukup telak 5-0 yang diawali gol bunuh diri pada menit ke 2, selanjutnya gol dicetak oleh Arkhan Fikri pada menit ke 17,sampai babak pertama usai kedudukan tidak berubah, di babak ke 2 Timnas Garuda muda menambah 3 gol melalui Reyhan Hannan, Zanadin Fariz dan Rafael Struick.
Pertandingan sore hari,Korea Selatan menggelontorkan 7 gol ke gawang Laos, yang pada pertandingan perdana,Laos mampu menahan imbang Garuda muda tanoa gol, sedangkan Korea Selatan melibas Macao 5-0 sehingga dari 2 pertandingan Macao sudah kejebolan 10 gol.
Dari hasil tersebut Korea Selatan untuk sementara memuncaki klasemen dengan torehan nilai 6 dan 11 gol, sementara Garuda muda berada di peringkat ke 2 dengan nilai 4 dan jumlah gol 5, apabila Indonesia ingin lolos ke putaran selanjutnya harus bisa mengalahkan Korea Selatan pada pertandingan terakhir hari Selasa tanggal 9 September 2025, memang tidak mudah karena Korea Selatan memiliki konsep bermain yang sudah level tinggi,menggulung Laos 7-0 ini merupakan sebuah indikator.
Kelemahan pemain Indonesia masih itu-itu saja yaitu terlambat dalam mengambil keputusan, pemain setelah pasing tidak bergerak untuk mencari ruang kosong yang fungsinya untuk membongkar pertahanan lawan,tidak bisa melakukan tendangan akurat dari luar kotak pinalti lawan.
#Sepakbola
#Timnas Indonesia
#Jadwal pertandingan
#Hasil pertandingan
#klasemen 
#piala asia

September 05, 2025

KEKAYAAN AKAN SELALU BICARA DAN JADI PENGUASA

Disclimer : Artikel copas dari Logika Folsuf 

Kita sering menyaksikan bagaimana kata-kata seorang miliarder lebih cepat dipercaya daripada pendapat seorang tetangga biasa. Seolah kekayaan menjadi tiket eksklusif untuk dianggap benar, meski tidak selalu demikian. 
Fakta mengejutkan datang dari penelitian yang dibahas dalam The Sum of Small Things karya Elizabeth Currid-Halkett, di mana status ekonomi memberi efek kuat pada bagaimana orang lain menilai kredibilitas seseorang.
 Kekayaan bukan hanya soal harta, tetapi juga membentuk persepsi sosial tentang siapa yang layak didengar.
Note: Gambar duambil hasil pencarian di google tentang jet pribadi 

Dalam kehidupan sehari-hari hal ini terlihat jelas. Ketika seorang pengusaha sukses berbicara tentang pola makan, orang lebih mudah percaya padanya ketimbang seorang ibu rumah tangga yang mungkin punya pengalaman nyata soal gizi. Fenomena ini tidak hanya menunjukkan bias, tetapi juga bagaimana otak kita lebih condong menilai otoritas berdasarkan simbol kekayaan.

1. Kekayaan menciptakan aura otoritas

Dalam The Power Paradox karya Dacher Keltner dijelaskan bahwa kekuasaan dan status memberi persepsi seolah pemiliknya memiliki kapasitas lebih tinggi dalam mengambil keputusan. Kekayaan dilihat sebagai simbol keberhasilan, sehingga orang menempelkan label otoritas tanpa memeriksa isi perkataannya.

Seorang influencer kaya bisa dengan mudah memengaruhi gaya hidup jutaan orang meski ilmunya dangkal. Sementara seorang akademisi yang mendalami ilmu selama puluhan tahun kerap terpinggirkan karena tidak memiliki simbol kekayaan yang menarik perhatian. Pola ini menunjukkan betapa mudahnya kita terkecoh oleh simbol luar ketimbang substansi.

2. Efek halo dari kekayaan

Daniel Kahneman dalam Thinking, Fast and Slow menyebutkan efek halo sebagai kecenderungan menilai seseorang secara keseluruhan berdasarkan satu ciri menonjol. Kekayaan sering menjadi ciri itu, sehingga membuat orang menilai positif aspek lain dari si kaya.

Contohnya, seorang pebisnis kaya yang memberikan pendapat tentang politik dianggap pintar hanya karena berhasil di bidang ekonomi. Padahal kepakaran di satu bidang tidak otomatis berlaku di bidang lain. Namun efek halo ini begitu kuat hingga kita sulit menolak pengaruhnya. Pembahasan tentang bias semacam ini sering saya ulas lebih dalam di logikafilsuf dengan sudut pandang kritis yang jarang ditemui.

3. Kekayaan diasosiasikan dengan kecerdasan

Dalam The Meritocracy Trap karya Daniel Markovits, dijelaskan bahwa masyarakat modern cenderung menganggap orang kaya lebih pintar karena mereka berhasil “menang” dalam sistem kompetitif. Padahal realitasnya, banyak faktor seperti warisan, koneksi, atau keberuntungan yang ikut berperan.

Ambil contoh, seorang anak konglomerat yang sukses melanjutkan bisnis keluarga sering dianggap cerdas luar biasa. Padahal tanpa modal awal, jalannya mungkin tidak semulus itu. Namun persepsi kolektif tetap mengasosiasikan kaya dengan pintar, sehingga pendapatnya lebih cepat dipercaya.

4. Kaya dianggap bukti pengalaman hidup

Pierre Bourdieu dalam Distinction menyoroti bahwa modal ekonomi sering kali diterjemahkan sebagai modal budaya. Orang kaya dianggap memiliki akses lebih besar terhadap pengetahuan, perjalanan, dan jejaring, sehingga suaranya terdengar lebih berbobot.

Misalnya, seorang selebritas kaya yang berbicara tentang traveling dunia lebih dipercaya dibanding guru geografi yang memahami secara ilmiah. Publik melihat kekayaan sebagai tiket legitimasi, padahal pengalaman langsung tidak selalu berarti kedalaman pengetahuan.

5. Kekayaan memicu bias aspiratif

Dalam Status Anxiety karya Alain de Botton dijelaskan bahwa banyak orang secara bawah sadar ingin naik kelas sosial. Akibatnya, mereka lebih mudah percaya pada orang kaya karena menganggapnya sebagai representasi “hidup yang diinginkan”.

Sebagai ilustrasi, banyak orang mengikuti tips investasi seorang miliarder bukan karena isinya masuk akal, tetapi karena ingin merasakan sepotong kehidupan glamornya. Kepercayaan ini lebih didorong oleh aspirasi, bukan rasionalitas.

6. Media memperkuat suara orang kaya

Noam Chomsky dalam Manufacturing Consent menjelaskan bagaimana media mainstream lebih banyak memberi panggung pada elite kaya dibanding suara rakyat biasa. Akibatnya, publik terbiasa mengasosiasikan opini kaya dengan kebenaran.

Contoh nyata terlihat dalam berita finansial yang lebih sering mengutip komentar miliarder dibanding ekonom kampus. Akibatnya, suara kaya menjadi dominan, sementara suara orang biasa tenggelam, bukan karena kualitas, tetapi karena distribusi media yang timpang.

7. Ketidakpastian membuat orang mencari simbol stabilitas

Dalam The Psychology of Money karya Morgan Housel, dijelaskan bahwa manusia tidak nyaman dengan ketidakpastian, sehingga mencari figur yang tampak stabil. Kekayaan dianggap simbol stabilitas, padahal sering kali rapuh.

Seorang pengusaha sukses yang berbicara tentang cara menghadapi krisis dipercaya karena dilihat sebagai simbol bertahan hidup, meski orang biasa yang mengalaminya sehari-hari mungkin punya strategi lebih realistis. Simbol kaya menciptakan ilusi kontrol yang menenangkan.

Fenomena ini memperlihatkan betapa dalam bias sosial kita. Kekayaan bukan jaminan kebenaran, namun otak kita sering gagal memilah simbol dari substansi. Menurutmu, apakah kecenderungan mempercayai orang kaya adalah bentuk irasionalitas atau sekadar strategi sosial untuk bertahan hidup? Tulis pendapatmu di kolom komentar dan jangan lupa bagikan agar lebih banyak orang ikut berdiskusi.
 
#harta
#uang
#jabatan
#kaya
 

DEMO ANARKIS,APA SEBABNYA ?

Tanggal 25 Agustus 2025, tertulis sebuah sejarah bangsa Indonesia, terjadi demo memprotes kebijakan DPR.

Pokok permasalahanya apa ? tersebar berita di media online bahwa ada informasi terkait tunjangan serta gaji dalam rapat sidang paripurna anggota Dewan atau yang terkenal DPR atau badan Legislatif negara Indonesia yang sangat fantastis sehingga menimbulkan rakyat marah.
Dengan gaji 3 juta/ hari sama dengan 90 juta/ bulan, tunjangan kos 50 juta/ bulan,tunjangan beras 12 juta/bulan belum tunjangan-tunjangan yang lain dan apabila diakumulasi akan menirama ratusan juta rupiah untuk setiap bulanya.

BUKA DAN TONTON VIDEO BERIKUT :
 
Wajarkah apabila rakyat gemas dan marah ?apakah hanyalah masalah tersebut penyebabnya terjadi demo besar-besaran dan merembet  ke kota-kota lainya, bahkan sampai pelaku demo melakukan tindakan anarkis, merusak, bahkan menjarah.
Ternyata banyak penyebab selain hal tersebut yang peristiwa tersebut terjadi diantaranya tingkah para anggota dewan seperti keluarnya kata-kata dari mulut anggota dewan yang menyakiti hati rakyat seperti kata Tolol, rakyat jelata ditambah joget-joget saat selesai sidang setelah mendapat kenaikan gaji dan tunjangan perumahan, padahal kinerja dewan yang selama ini tidak benar-benar berpihak ke rakyat, sehingga ini menimbulkan amarah yang tidak terbendung disamping sudah terakumulasinya ketidakpercayaan masyarakat terhadap anggota DPR yang berlangsung cukup lama, sedangkan aspirasi tidak pernah ditanggapi, maka rakyat bergerak untuk melakukan demo secara besar-basaran, namun sayangnya ada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, melakukan tindakan anarkis dengan melakukan pengrusakan fasiltas umum, kemudian untuk melampiaskan kemarahan ada yang menjarah dan merusak properti maupun kekayaan yang di rumah Ahmad Sahroni, Eko Patrio, diduga juga rumah Nafa Urbah, yang mana mereka adalah termasuk bagian orang-orang menimbulkan permasalahan memancing kemarahan rakyat.
Sayangnya dalam proses berdemo telah menimbulkan korban jiwa,seperti saudara Affan seorang deliver ojol yang tertabrak mobil Rantis polisi, ini menambah semakin marahnya masyarakat sehingga ada beberapa masyarakat sampai merusak properti kepolisian,seperti kantor, mobil-mobil,hal ini mungkin bukan hanya pendemo murni akan tetapi bisa ditunggangi oleh masyarakat yang memang sudah benci dengan aparat kepolisian entah mereka orang yang pernah berurusan dengan polisi karena  tindak kejahatan atau kekecewaan atas kinerja oknum-oknum polisi yang merugikan rakyat sipil dan karena juga tindakan polisi yang sangat represif terhadap pendemo sehingga menimbulkan luka fisik atau hati yang mengakibatkan keinginan untuk balas dendam.
Hal yang dikhawatirkan adalah adanya provokator demi  kepentingan politik, dan ambisi bisnis yang terganggu,menunggangi situasi ini yang membahayakan negara.
Kembali masalah terjadinya anarkis yang sampai merusak rumah dan menjarah milik anggota dewan, bisa diambil hikmahnya barangkali Tuhan punya cara untuk membuka dan mengambil barang- barang yang telah dikumpulkan dengan cara yang tidak benar atau haram ( wallohu'alam ).

( ikuti artikel ini akan berlanjut pembahasanya )

September 03, 2025

HASIL DAN KLASEMEN SEMENTARA PIALA ASIA U-23, GARUDA MUDA KECEWA

Penyisihan group piala Asia U-23 untuk tahun 2026 sudah dimulai hari pertama kemarin Rabu,03 September 2025.


Adapun ajang ini diikuti oleh 44 negara yang dibagi menjadi 11 group.
Timnas Indonesia U 23 bergabung di group J , yang terdiri dari Korea Selatan ( tim favorit ) Indonesia,Laos dan Macau.
pada pertandingan perdana Korea Selatan berhasil membungkam Macau dengan skor cukup telak yaitu 5-0, tentu ini hal yang wajar karena perbedaan level yang sangat jauh dimana teguk warior untuk julukan timnas negeri ginseng ini memang diunggulkan dan merupakan salah satu tim kuat di Asia, bahkan untuk tim seniornya menduduki peringkat 23 FIFA sedangkan Macau pada posisi 192, jelas sangatlah jomplang.
Sementara pada laga ke 2 Timnas Indonesia harus kecewa karena berbagi angka 0-0 dengan Laos, menengok dari peringat FIFA yang cukup jauh yaitu 118 untuk Indonesia sedangkan Laos berada pada posisi 185, di atas kertas mestinya Garuda muda mampu menang mudah, tapi kenyataanya sangat kesulitan untuk mencetak gol, sebenarnya pada menit ke 6 Garuda muda mampu mencetak gol oleh Hannan yang memanfaatkan kemelut di dalam kotak pinalti Laos, akan tetapi tendangan mendatarnya yang menusuk gawang Laos di sisi kiri dianulir wasit karena bola seperti terenggol kaki Jens Raven yang berdiri pada posisi Offside.
Anak-anak Garuda muda asuhan Gerald Vanenburg terus menekan ke jantung pertahanan Laos namun kerja keras penjaga gawang dari Laos yaitu Kop Lokphatip mampu bermain gemilang untuk menyelamatkan gawangnya, sehingga di akhir pertandingan layak apabila terpilih menjadi man of the match.
Dengan hasil ini tentu saja membuat kubu Timnas Indonesia tidak puas,padahal mengusai  seluruh jalanya pertandingan bisa dibilang 75:15 % , ini yang harus menjadi evaluasi pelatih, mestinya kekalahan final di piala AFF saat menghadapi Vietnam menjadi sebuah pelajaran bagaimana caranya membongkar pertahanan yang rapat, karena tadi malam Laos menetapkan cara yang sama, hal yang masih menjadikan kelemahan anak Garuda Muda yaitu tendangan dari luar kotak pinalti yang justru sering melambung, dan apabila mendatar selalu terhalang oleh kaki pemain Laos, lagian para pemain masih sering kehilangan momen disaat bola harusnya sudah dipasing ,akan tetapi masih dibawa sendiri yang menyebabkan kehabisan power untuk melakukan pasing ke teman.
Dengan hasil tersebut maka Korea Selatan untuk sementara memuncaki klasemen, disusul Laos, Indonesia dan Macau.
Garuda muda masih punya peluang dengan syarat harus bisa mengalahkan Macau dan Korea Selatan di laga berikutnya.
Untuk sementara berikut adalah pemuncak klasemen di semua group :
Group A : Jordania 
Group B : Jepang
Group C : Vietnam
Group D : Australia
Group E : Uzbekistan
Group F : Thailand
Group G : Irak
Group H : Qatar
Group I  : UEA
Group J  : Korea Selatan
Group K : Tajikistan



13 TIP MENJADI ORANG HIDUP DI DUNIA

RENUNGAN HIDUP DI DUNIA

*1. Jika Kita Memelihara Kebencian/Dendam,* maka
seluruh 'Waktu & Pikiran' yg kita miliki akan habis begitu saja & kita tidak akan pernah menjadi 'Orang Yang Produktif'.

*2. Kekurangan Orang Lain adalah Ladang Pahala' bagi kita untuk :*
» Memaafkannya,
» Mendoakannya,
» Memperbaikinya, dan
» Menjaga Aib-nya.

*3. Bukan Gelar, Jabatan dan kekayaan yg menjadikan 'Orang Menjadi Mulia',* Jika kualitas pribadi kita buruk, semua itu hanyalah 'Topeng Tanpa Wajah'.

*4. Ciri Seseorang (Pemimpin ) itu " Baik'* akan Tampak dari :
» Kematangan Pribadi,
» Buah Karya,
» serta Integrasi antara 'Kata & Perbuatan'-nya.

*5. Jika Kita Belum bisa membagikan Harta atau membagikan Kekayaan,*  maka Bagikanlah 'Contoh Kebaikan' karena Hal itu akan 'Menjadi Tauladan'.

*6. Jangan Pernah Menyuruh Orang lain utk Berbuat Baik,* Sebelum Menyuruh Diri Sendiri',
Awali segala sesuatunya untuk kebaikan dari Diri Kita Sendiri.

*7. Pastikan Kita sudah melakukan yg terbaik & 'Beramal' hari ini,* Baik dengan :
» Materi,
» dengan Ilmu,
» dengan Tenaga,
» atau Minimal dgn
'Senyuman yg Tulus'...

*8. Para Pembohong* akan
'Dipenjara oleh Kebohongannya' sendiri.
Orang yg Jujur akan
'Menikmati Kemerdekaan' dalam Hidupnya.

*9. Bila Memiliki 'Banyak Harta', maka Kita lah yg akan 'Menjaga Harta'.*
Namun Jika Kita Memiliki 'Banyak Ilmu', maka Ilmu lah yg akan 'Menjaga Kita'.

*10. Bila 'Hati Kita Bersih',* 
Tak ada Waktu untuk :
» Berpikir Licik,
» Curang,
» atau Dengki,
sekalipun terhadap Orang lain.

*11. Bekerja Keras adalah 'Bagian Dari Fisik',* Bekerja Cerdas merupakan 'Bagian Dari Otak', sedangkan Bekerja Ikhlas adalah
'Bagian Dari Hati'.

*12. Jadikanlah setiap 'Kritik'* bahkan 'Penghinaan'/penganiyayaan yg Kita Terima sebagai 'Jalan Untuk Memperbaiki Diri'. /Kesempatan di beri doa emas/mustajab dr allah

*13.Kita tdk pernah tahu Kapan* 'Kematian' akan 'Menjemput Kita, tapi yg Kita Tahu  adalah kematian itu pasti datang & seberapa Banyak Bekal rohani yg Kita Miliki untuk Menghadapinya..


RENUNGAN UNTUK KITA SEMUA, TERUTAMA UNTUK DIRI SAYA PRIBADI...🙏🙏🙏

KUMPULAN ARTIKEL PENDIDIKAN

Pendidikan memang sangat perlu untuk membekali generasi berpengetahuan yang mumpuni sehingga anak yang terdidik mampu bersaing di dunia kerja maupun menghadapi tantangan hidup.
Dalam mendidik disamping pemberian ilmu tapi harus juga diberikan pendidikan moral, mental dan etika sehingga akan membentuk sebuah katakter.
Berikut adalah artikel bagaimana mrnguji sebuah kejujuran, silahkan dibuka :
dan hal yang harus dimengerti bahwa pendidikan dimulai dari keluarga, untuk menjadikan anak cerdas agar tidak ketinggalan saat mengikuti pelajaran di dalam kelas, berikut ini adalah artikel silahkan buka :
yang perlu diingat pula adalah jangan sampai orang tua justru malah merusak anak dalam melakukan pendidikan, berikut artikel yang justru bisa merusak anak :
Latihlah anak agar bisa mencintai diri, sehungga akan tumbuh rasa percaya diri, artikel berikut silahkan buka dan baca :
Tentu saja dalam lingkungan sekolah akan bergaul dengan banyak teman juga setelah menyelesaikan pendidikan akan terjun di dunia kerja entah menjadi karyawan, pegawai atau bahkan memiliki usaha sendiri, maka anak harus dibekali keterampilan memimpin, artikel berikut adalah cara membekali anak jadi pemimpin : 
Adapun ternyata pendidikan di Indonesia berbeda dengan di Amerika, berikut artikel silahkan buka n baca :

#pendidikan
#Anak
#keluarga
#Indonesia
#Amerika


September 02, 2025

JADWAL DAN AGENDA SEPAK BOLA INDONESIA MINGGU INI

Penyisihan group kualfikasi piala Asia kelompok umur U-23 telah di mulai.


Timnas garuda muda yang dibawah asuhan pelatih Gerald Vanenburg dari Belanda akan bertanding mulai hari Rabu 3 September 2025 di stadion Delta Sidorajo, dan rencananya akan disiarkan langsung oleh televisi swasta Indosiar dan SCTV dan streaming video, pada pukul 19.30 WIB sebagai pertandingan perdana melawan Laos,Timnas Garuda muda bergabung dalam group J yang diisi oleh tim dari negara Laos, Macau,Korea Selatan dan Indonesia, selanjutnya Garuda muda akan melawan Macau pada hari Sabtu tanggal 6 September 2025.
Timnas senior yang dipersiapkan untuk melaju ke putaran 4 penyisihan piala Dunia 2026 akan melakoni pertandingan agenda FIFA menjamu China Taipei ( Taiwan )pada hari jumat tanggal 5 September 2025, dan akan dilaksanakan di stadion gelora Bung Tomo, Surabaya pada pukul 20.30 yang akan disiarkan langsung oleh stasion televisi swasta Indosiar dan streaming video.
Sebenarnya Timnas Indonesia awalnya akan menghadapi Kuwait, akan tetapi dengan alasan yang tidak jelas,Kuwait mengundurkan diri dan diganti oleh Taiwan meskipun sebenarnya ini ada kerugian bagi Indonesia, karena ini merupakan persiapan untuk menghadapi Arab Saudi dan Iraq,berhubung Kuwait juga merupakan tim dari Timur Tengah,yang memiliki gaya bermain identik dengan Arab maupun Iraq, sehingga para oemain asuhan Petrick Kluivert diharapkan bisa beradaptasi.
Taiwan saat ini berada pada posisi peringkat 172 FIFA,Kuwait berada pada peringkat 138 ,sedangkan Indonesia menduduki peringkat 118, memang jarak Indonesia dengan Taiwan cukup jauh, bisa jadi Kuwait khawatir bila kalah dengan Indonesia peringkatnya akan semakin melorot.
Sedangkan untuk agenda Liga 1 minggu ini tidak ada pertandingan.


CARA SIKAP SAAT ANDA DIREMEHKAN

Disclimer : Artikel ini kami cooy dari Acun Kasih Tulus 

Diremehkan oleh orang lain memang hal yang tidak menyenangkan. Hal ini bisa membuat Anda merasa kesal, marah, atau bahkan terluka. Namun, penting untuk Anda ingat bahwa kita tidak bisa mengendalikan tindakan orang lain.

Yang dapat Anda kendalikan adalah bagaimana menanggapinya dan menghadapinya. Salah satu tips untuk menghadapi orang-orang yang sering meremehkan adalah dengan cara sikap berkelas dan elegan.

Berikut adalah 7 cara berkelas dan elegan saat menghadapi orang-orang yang sering meremehkan:

1. Jangan tanggapi dengan emosi. 
Emosi adalah hal yang wajar, tetapi penting untuk Anda bisa mengendalikan emosi. Jika Anda menanggapi orang yang meremehkan kita dengan emosi, hal itu hanya akan membuat kita terlihat lemah dan tidak mampu mengendalikan diri.

Oleh karenanya Anda harus memiliki sikap berkelas dan elegan untuk menghadapi orang-orang yang meremehkan.

2. Jangan tunjukkan bahwa Anda terluka. 
Jika orang yang meremehkan Anda berhasil membuat Anda terluka, jangan tunjukkan kepada mereka. Tunjukkan sikap berkelas dan elegan kepada mereka bahwa Anda tidak terpengaruh oleh kata-kata mereka.

3. Tunjukkan bahwa Anda lebih baik dari mereka. 
Cara terbaik untuk menghadapi orang yang meremehkan Anda adalah dengan menunjukkan bahwa Anda lebih baik dari mereka. Lakukan hal-hal yang menunjukkan bahwa Anda memiliki kualitas yang lebih baik, seperti prestasi, perilaku, atau kepribadian.

4. Abaikan saja. 
Jika Anda merasa bahwa orang yang meremehkan Anda tidak layak untuk ditanggapi, Anda bisa mengabaikannya saja. Hal ini menunjukkan sikap berkelas dan elegan bahwa Anda tidak peduli dengan kata-kata mereka.

5. Berikan respon yang bijak. 
Apabil Anda ingin memberikan respon kepada orang yang meremehkan Anda, berikan respon yang bijak. Jangan menyerang mereka secara personal, tetapi tunjukkan kepada mereka bahwa kata-kata mereka tidak benar.

6. Tunjukkan bahwa Anda tidak peduli. 
Salah satu cara terbaik untuk menghadapi orang yang meremehkan adalah dengan menunjukkan bahwa Anda tidak peduli. Anda bisa melakukan sikap berkelas dan elegan ini dengan tidak menanggapi komentar mereka atau bahkan mengabaikan mereka sama sekali.

7. Belajar dari pengalaman. 
Dari pengalaman menghadapi orang-orang yang meremehkan, Anda bisa belajar untuk menjadi lebih kuat dan lebih percaya diri. Anda juga bisa belajar untuk lebih selektif dalam memilih lingkungan pertemanan.

Agustus 27, 2025

BERITA VIRAL PERCERAIAN PRATAMA ARHAN MENDAPAT DUKUNGAN NETIZEN

Pratama Arhan semua masyarakat Indonesia mengetahuinya, salah satu pemain sepak bola nasional kelahiran Blora, Jawa Tengah ini memang memiliki spesiailsasi lemparan ke dalam yang maut, dan tidak jarang membuat kerepotan pertahanan lawan bahkan bisa menjadi sebuah skema terjebolnya gawang lawan
Note : Gambar diambil dari acun IG Pratama Arhan 

Anak dari desa bertalenta dalam mengolah bola dan perposisi sebagai bek kiri ini,memilki gaya penampilan yang kalem, ganteng tentu banyak cewek yang ngiler, bahkan saat dinikahkan dengan Azizah atau terkenal dengan sapaan Zize putri dari Adre Rosiade anggota DPR RI pada tanggal 20 Agustus 2023 awalnya banyak yang mendoakanya, akan tetapi seiring berjalanya waktu para penggemar sepak bola tanah air mulai meragukan kelanggengan pernikahan tersebut itu ditengok dari sikap sang istri terhadap Pratama Arhan ,mereka membaca sepertinya cinta Arhan bertepuk sebelah tangan, ditambah isu-isu miring tentang yang beredar di mas medis online tentang perilaku sang istri.
Waktu demi waktu rupanya Pratama Arhan sudah tidak tahan dan tidak ada kecocokan, sehingga melayangkan gugatan cerai terhadap Azizah pada tanggal 1 Agustus 2025 jadi pernikahanya baru berjalan 2 tahun, ke Pengadilan Agama Tigaraksa dan telah diputuskan pada tanggal 25 Agustus 2025, meskipun tergugat masih diberi kesempatan pembelaan dalam kurun 14 hari, tentunya perceraian ini membuat kaget kebanyakan orang, akan tetapi mayoritas pecinta sepakbola nasional mendukungnya, mereka justru merasa lega, memberi support untuk Pratama Arhan, apabila anda mengikuti komen-komen di chanel-chanel youtube, Instagram, X dll semua mendukung positif, ada yang memberi komentar Pratama Arhan tepat dalam mengambil keputusan meskipun dinilai  terlambat mungkin dia mencoba memberikan kesempatan kepada sang istri barangkali bisa merubah sikap dan sifat, mayoritas netizen mereka mendoakan semoga Pratama Arhan  mendapat ganti wanita Solehah,taat kepada suami, bahkan banyak sekali cewek yang menawarkan diri untuk menjadi pengganti dan berjanji akan setia....
ini menunjukan bahwa Pratama Arhan dikenal pria yang baik, berbakat dan tentu saja memilki keistimewaan, sehingga mereka menyemangati bahkan ada komentar dari netizen pria yang menyatakan bahwa gadis-gadis seluruh Indonesia mengantrimu, ayo semangat , fokuslah ke prestasi sepakbola ..akan datang waktunya pendamping hidupmu yang setia...
Pratama Arhan masih muda, perjalanan masih panjang, diharapkan pengalaman hidupnya bisa menjadi semakin dewasa dan matang, bisa meningkatkan performa sehingga bisa kembali bergabung dengan Timnas.
Membina rumah tangga memang tidak mudah, harus ada komitmen, memahami dan menyadari bahwa pernikahan merupakan ritual yang sakral, harus dijaga bukan untuk main-main,memang latar belakang keluarga sangatlah besar pengaruhnya, bagaimana orang mendidik putra putrinya,bagaimana orang tua bisa mendidik akhlak, sehingga saat tumbuh dewasa dan menuju jenjang pernikahan guna membangun mahligai rumah tangga benar-benar menjadi kelyarga yang sakinah mawadah wa rahmah.
meninjau dari banyaknya dukungan terhadap Pratama Arhan,seolah-olah menyalahkan Azizah.
#sepakbola
#Pratama Arhan
#Azizah salsha
#Timnas
#Berita perceraian Pratama Arhan
#viral



Agustus 25, 2025

CARA TES DAN MENDIDIK KEJUJURAN SISWA ALA AWAN GUNAWAN

Artikel dari copas pengalaman guru Awan Gunawan :
Dulu waktu masih ngajar di SMA, tiap gue ngadain ulangan di kelas gue bilang gini ke murid2. "Silahkan kerjakan soal2 yang saya kasih dengan jujur ya kids, coz saya gak akan mengawasi kalian. Waktunya satu jam, dannn, dimulai dari sekarang." Abis itu gue langsung ninggalin kelas menuju perpus.

Satu jam kemudian, gue balik ke kelas dan meminta murid2 buat mengecek jawaban di kertas ulangan mereka sendiri. Kertas ulangannya gratis ya gaes bukan selembar poto kopian yang setiap siswa harus bayar dua ribu, padahal modal poto kopi cuman dua ratus. Gue yang bacain jawabannya, mereka yang mengecek sendiri bener atau salahnya. Kemudian, mereka sendiri juga yang ngasih nilai atas hasil ulangannya.

Kelar itu semua, gue meminta murid2 buat mengumpulkan lembar ulangan di meja gue. Dan setelah semuanya terkumpul gue bilang pada mereka, bahwa yang barusan ngerjain ulangannya dengan cara gak jujur, gue tunggu di ruang guru. Sebagian murid langsung terlihat gelisah, sementara gue keluar dari kelas menuju ruang guru, lalu menunggu siapa2 aja yang bakal dateng menghadap gue. Karena jujurly, sebenernya gue sama sekali gak tau murid mana yang gak ngerjain ulangan dengan jujur selama gue tinggal tadi.

Sepuluh menit kemudian, lima orang murid dateng menghadap di ruang guru. Tiga cowok, dua cewek. Mereka minta maap ke gue, karena waktu ulangan ternyata nyontek dan bekerjasama.

Gue bertanya ke salah satu murid cewek, kenapa dia ngelakuin itu. Dia menjawab, "saya takut diomelin orang tua saya Kak, kalo dapet nilai jelek." 

"Kalo kamu?" tanya gue ke salah satu murid yang cowok.

"Sama Kak," jawabnya.

Gue membetulkan posisi duduk gue, lalu bilang gini ke mereka. "Kids, kalo orang tua kalian tau nilai ulangan kalian jelek, mungkin mereka akan marah. Tapi percaya sama saya, mereka bakal lebih marah, bahkan sedih, kalo tau anaknya gak jujur."

Kelima murid gue tertunduk.

"Kalian mungkin dapet nilai yang bagus dari menyontek, dan bikin orang tua bangga. Tapi, nilai yang kalian dapet adalah nilai yang haram, yang nantinya dari nilai haram ini akan jadi raport, jadi ijazah, dan dengan ijazah itu, kalian akan kuliah, kerja, lalu punya penghasilan kids. Punya uang. Yang mungkin uang itu akan kalian berikan ke orang tua. Terus, apa kalian tega ngasih uang yang diperoleh dengan cara kek gitu ke orang tua yang udah sayang banget sama kalian?" tanya gue.

Aer mata mulai mengalir dari sudut mata murid2. Bahkan ada yang dari telinga.

"Apa mereka akan bangga?" tanya gue lagi.

Sebagian murid mulai terisak. Sebagian lagi kejang2 dan keluar busa dari mulutnya.

"Ya. Mereka akan bangga sama kalian kids. Karena kalian adalah anak2 yang jujur, dan berani mengakui kesalahan. So, selamat ya, kalian hebat," kata gue sambil tersenyum.

Salah seorang murid tiba2 langsung menghampiri gue dan sungkem. "Maapin saya Kakkk. Saya janji bakalan jadi orang jujur kek yang Kakak bilanggg."

Murid2 yang laen mengikuti. "Maapin saya ya Kakkk..." Suasana jadi kek lagi lebaran. Hampir aja mereka gue kasih angpaw.

"Iya iya iya, gakpapa. Yang penting jangan diulangi ya," kata gue sok bijak.

"Baik Kak," jawab mereka sambil menghapus aer matanya pake kanebo.

"Terus nilai ulangan kita gimana Kak?" tanya salah satu murid cewek, dengan wajah yang kembali ceria.

"YA ENOL!" jawab gue singkat.

"HUAAAAAAAAA!" murid2 langsung pada kejer lagi wkwkwk!

...

Waktu gue diminta buat ngisi seminar pendidikan terhadap anak oleh panitia khilaf, yang dihadiri oleh guru2 PAUD dan guru2 SMA, gue kaget banget karena ternyata beberapa dari pesertanya adalah murid gue yang udah jadi guru. 

"Kak, dulu saya murid Kakak loh waktu di SMA," katanya. Dalem hati gue, "lah, serius dulunya murid gue? Kok muka kita kek sepantaran sih wkwkwk?!" Awet muda banget ya gue wkwkwk!

Di acara itu sekelar memaparkan materi, moderator bertanya ke gue tentang gimana caranya biar anak2 bisa deket sama orang tuanya, dan mao cerita soal apapun ke orang tuanya. "Karena anak sekarang kan lebih seneng maen hape ya Bang," lanjutnya.

Lalu gue jawab, "mmm, gue ini kan bisa dibilang seleb pesbuk ya, yang keknya wajar banget deh kalo seharian maen hape karena banyak konten yang harus diposting dan banyak komen yang harus dibalesin. Tapi kalo lagi sama anak2, ya gue gak maen hape. Diri gue full buat mereka yang lagi bersama gue. Karena, gue gak mao menyia2kan kebersamaan yang singkat ini cuma demi hape. Gue ceritain apa yang lagi gue rasa ke mereka, gue mintai mereka pendapat soal apa yang baiknya gue lakuin, sehingga mereka pun begitu ke gue. Kalo guenya ngedeket, anak2 pun ngedeket. Kalo guenya cerita, anak2 pun cerita. Dan kalo gue menyontohkan, anak2 pun melakukan."

...

Sejatinya, kita semua adalah guru bagi anak2 kita di rumah. Karena apapun yang kita lakukan akan digugu dan ditiru oleh mereka. So prinsip gue, kalo gue pengen ngeliat bangsa ini lebih baik ke depannya, dipimpin oleh orang2 jujur profesional dan punya empati terhadap rakyatnya, maka gue bisa memulainya, dari diri gue sendiri. 

Ah, jadi kangen ngajar di kelas lagi. Tapi udah terlanjur jadi artis wkwkwk!

Demikian, gue Bret Pitt.

#pacorstory
#alhamdulillah
Hari ini terakhir promo Piyuy Honey Lemon paket hemat 99K dan 199K, semoga gak keabisan 👉wa.me/6281818180855.

AL QUR'AN ADALAH KABENARAN

ULASAN AL QUR'AN 

KATANYA KITAB KUNO, TAPI ISINYA MELAMPAUI ZAMAN:

Kamu kira Al-Qur’an cuma kitab doa? Salah besar! Dari dulu udah kasih clue soal alam semesta, jauh sebelum ilmuwan pakai teleskop mahal. Big Bang? Qur’an udah bilang bumi dan langit dulu nyatu, terus dipisahin. Lah, sains baru tau ribuan tahun kemudian. Jadi siapa duluan, hah? Jangan sok pintar kalau Qur’an udah kasih spoiler!

Mau bukti lain? Nih, Qur’an bilang alam semesta itu meluas. Kamu kira cuma NASA yang tau? Ayat itu udah turun ribuan tahun lalu. Sementara orang dulu masih mikir bumi datar, Qur’an udah ngomong soal ekspansi kosmos. Jadi yang bilang Qur’an ketinggalan zaman, jelas salah alamat. Justru sains yang ngejar Qur’an, bukan sebaliknya!

Eh tunggu, masih ada lagi. Qur’an bilang matahari, bulan, semua punya orbit. Bukan diem kayak lampu tempel di langit! Dan bener aja, astronomi modern bilang planet, bintang, semuanya muter sesuai jalur. Jadi, jangan remehkan. Qur’an itu bukan buku dongeng, tapi peta realita semesta. Kalau kamu nggak percaya, mending belajar lagi deh.

Gunung? Qur’an sebut kayak pasak. Dulu orang mikir itu cuma kiasan. Eh ternyata geologi bilang, gunung punya akar dalam yang bikin bumi stabil. Lah, gimana Qur’an bisa tau detail kayak gitu kalau bukan wahyu? Coba kamu jawab! Jangan-jangan sains sekarang cuma ngebuktiin apa yang Qur’an udah kasih tau ribuan tahun lalu.

Dan yang paling epic: Qur’an bilang semua makhluk hidup asalnya dari air. Biologi modern setuju! Air jadi pondasi kehidupan. Jadi, siapa duluan nemuin? Qur’an atau lab riset? Udah jelas kan, Qur’an selalu selangkah di depan. Jadi masih mau bilang ini kebetulan? Atau kamu berani bilang Qur’an kalah sama teori-teori buatan manusia?

🔥 Kalau kamu berani, coba bantah. Kalau nggak bisa, ya akui aja: Qur’an itu petunjuk yang melampaui zaman.

Agustus 24, 2025

CARA MEMBUAT ANAK CERDAS, ULASAN OLEH LOGIKA FILSUF

Anak adalah hasil buah cinta, dan menjadi banggaan bagi orang tua apabila berhasil dalam pendidikan maupun kebaikan akhlaknya.


berikut tip ulasan dari acun fb Logika filsuf,bagaimana menjadikan anak cerdas : 

Banyak orang tua salah paham: kecerdasan anak bukan ditentukan dari banyaknya les tambahan, melainkan dari kebiasaan sederhana yang mereka lakukan sejak pagi hari.

Dalam buku Brain Rules for Baby karya John Medina, dijelaskan bahwa rutinitas kecil yang konsisten di pagi hari mampu meningkatkan fokus, kreativitas, bahkan regulasi emosi anak. Artinya, cara anak memulai hari akan berpengaruh langsung pada kualitas otaknya sepanjang hidup.

Anak-anak kerap meniru pola hidup orang tuanya. Jika pagi mereka dipenuhi dengan tergesa-gesa, amarah, atau distraksi gadget, otak mereka belajar pola stres yang sama. Sebaliknya, jika pagi dimulai dengan kebiasaan sehat, otak mereka terlatih untuk lebih tenang, teratur, dan terbuka pada pembelajaran. Pertanyaannya, apa saja kebiasaan sederhana yang bisa menumbuhkan kecerdasan sejak pagi?

1. Tidur yang cukup sebelum bangun pagi

Menurut The Sleep Revolution karya Arianna Huffington, tidur adalah fondasi utama bagi perkembangan otak. Anak yang kurang tidur lebih sulit berkonsentrasi, mudah tantrum, dan cenderung kesulitan menyerap informasi baru. Ini bukan sekadar soal jam tidur, melainkan kualitas tidur yang ditentukan dari rutinitas malam sebelumnya.

Banyak anak yang terbiasa begadang karena orang tua sibuk dengan gawai atau televisi. Akibatnya, pagi hari mereka dimulai dengan rasa malas dan otak yang belum siap bekerja. Jika otak dipaksa belajar dalam kondisi ini, hasilnya jauh dari optimal. Anak yang terbiasa tidur cukup justru bangun lebih segar, lebih ceria, dan lebih mudah menerima stimulasi baru.

Cara paling sederhana adalah membuat rutinitas tidur yang konsisten. Alih-alih membiarkan anak mengantuk di depan layar, biasakan ritual tenang sebelum tidur. Dengan begitu, pagi mereka dimulai dengan energi penuh yang secara langsung meningkatkan kapasitas kognitif.

2. Sarapan bernutrisi

Dalam Mind, Brain, and Education Science karya Tracey Tokuhama-Espinosa, dijelaskan bahwa sarapan berperan penting dalam menjaga kestabilan gula darah yang memengaruhi fokus dan daya ingat. Anak yang sarapan sehat terbukti memiliki kemampuan akademik yang lebih baik.

Namun di banyak keluarga, sarapan sering diabaikan atau diganti dengan makanan instan. Anak mungkin merasa kenyang, tetapi otaknya tidak mendapat bahan bakar yang tepat. Hasilnya, mereka lebih cepat lelah, sulit konsentrasi, dan mudah tergoda distraksi.

Sarapan bukan berarti harus mewah. Roti gandum, buah, atau telur sudah cukup memberi energi seimbang. Kebiasaan sederhana ini membuat anak terbiasa menghargai tubuh dan pikirannya sejak pagi.

3. Membaca sebentar sebelum beraktivitas

Menurut The Read-Aloud Handbook karya Jim Trelease, membaca di pagi hari meski hanya sepuluh menit dapat merangsang imajinasi dan memperluas kosakata anak. Otak mereka seperti dipanaskan sebelum menghadapi pelajaran di sekolah.

Banyak orang tua hanya membacakan cerita malam hari, padahal pagi bisa jadi momen emas. Saat otak masih segar, anak lebih mudah menangkap nuansa bahasa dan ide-ide baru. Bahkan satu halaman cerita bisa memicu diskusi kritis sepanjang hari.

Membaca pagi bukan sekadar menambah wawasan, tetapi juga membangun kedekatan emosional. Di sela rutinitas ini, orang tua bisa menyelipkan nilai dan logika sederhana yang nantinya memperkuat cara berpikir anak.

4. Olahraga ringan atau peregangan

Dalam Spark: The Revolutionary New Science of Exercise and the Brain karya John J. Ratey, terbukti bahwa aktivitas fisik meningkatkan suplai oksigen ke otak, menumbuhkan neuron baru, dan memperbaiki suasana hati.

Anak yang berangkat sekolah setelah duduk diam cenderung lesu, sementara anak yang sempat bergerak lebih aktif dan ceria. Tidak perlu olahraga berat, bahkan berjalan kaki atau peregangan ringan sudah cukup memberi efek positif.

Selain menyehatkan tubuh, kebiasaan ini melatih anak mengenali ritme tubuhnya. Mereka belajar bahwa otak yang sehat tidak bisa dipisahkan dari tubuh yang bugar.

5. Berbicara tentang rencana hari itu

Dalam How Children Succeed karya Paul Tough, komunikasi sehari-hari terbukti meningkatkan grit, rasa percaya diri, dan pemahaman anak tentang tujuan. Menyusun rencana kecil di pagi hari membantu mereka mengembangkan pemikiran strategis.

Anak yang terbiasa mendengar “Hari ini kita mau apa?” belajar memproyeksikan diri ke depan. Mereka tidak hanya menjalani rutinitas, tetapi juga memahami makna di baliknya. Ini membentuk kebiasaan refleksi sejak dini.

Selain itu, komunikasi sederhana ini memperkuat ikatan keluarga. Saat anak merasa didengar dan dilibatkan, mereka tumbuh lebih percaya diri menghadapi tantangan hari itu.

6. Membatasi paparan gadget di pagi hari

Dalam Glow Kids karya Nicholas Kardaras, paparan layar berlebihan terbukti mengganggu perkembangan korteks prefrontal, bagian otak yang bertanggung jawab atas konsentrasi dan pengendalian diri. Pagi yang dipenuhi layar justru membuat anak sulit fokus di sekolah.

Banyak orang tua memberi gadget agar anak tenang sarapan atau menunggu berangkat. Padahal, kebiasaan ini melatih otak untuk mencari distraksi sejak pagi. Anak pun lebih mudah bosan ketika tidak ada layar.

Menggantinya dengan interaksi sederhana, membaca, atau sekadar bercakap-cakap, jauh lebih bermanfaat. Anak belajar mengisi waktu dengan hal yang memberi stimulasi nyata pada otak, bukan sekadar hiburan pasif.

7. Melatih rasa syukur sejak pagi

Menurut The Optimistic Child karya Martin Seligman, melatih anak untuk menyebutkan hal-hal yang disyukuri dapat menumbuhkan optimisme dan resiliensi. Ini bukan hanya soal moral, tetapi juga strategi psikologis yang memperkuat kecerdasan emosional.

Anak yang terbiasa bersyukur lebih mudah menghadapi kegagalan, karena mereka belajar melihat sisi positif dari situasi. Pagi hari adalah waktu yang tepat untuk membangun kebiasaan ini.

Cukup dengan mengajak anak menyebutkan tiga hal yang membuatnya bahagia hari itu. Kebiasaan kecil ini menguatkan pola pikir yang sehat, sekaligus membentuk otak yang lebih tahan terhadap stres.

Di akhir pembahasan ini, ada baiknya sesekali Anda membaca konten eksklusif di logikafilsuf. Bukan sekadar tips, melainkan wawasan yang membantu orang tua memahami logika mendidik anak dengan cara yang lebih dalam.

Pada akhirnya, kecerdasan anak tidak lahir dari hal besar, melainkan dari kebiasaan kecil yang konsisten. Lalu bagaimana dengan Anda? Kebiasaan pagi apa yang sudah berjalan di rumah Anda? Tulis di kolom komentar dan bagikan agar lebih banyak orang tua bisa terinspirasi.
Catatan : Kecerdasan bukan hanya melulu hebatnya nilai akademik, akan tetapi harus diringi dengan kecerdasan akhlak budi pekerti yang membentuk sebuah karakter berbudi yang luhur. 

TEKNOLOGI ADALAH SKENARIO TUHAN BAGI MANUSIA UNTUK MENGISI NERAKA

Manusia diciptakan sempurna dibanding makhluk hidup lain, dan yang paling mencolok adalah otak manusia dibekali daya fikir untuk melakukan terobosan-terobosan dalam berinovasi. 

Dalam manusia berinovasi tentu saja didasari kemampuan teknologi, yang berasal dari bahasa Yunani yaitu techne dan logos dengan artian secara harfiah adalah seni atau keterampilan dan ilmu, namun secara luas teknologi adalah metode, sistem atau ilmu pengetahuan yang digunakan untuk menciptakan alat, jasa, produk dengan tujuan untuk mempemudah, meringankan pekerjaan, memecahkan masalah sehingga menjadikan meningkatnya kenyamanan manusia.
Dalam kehidupan manusia moderen ternyata teknologi bisa tergolong menjadi dua hal yang berlawanan yaitu ;
1.Postif
2.Negatif.

DAMPAK POSITIF TEKNOLOGI 
Tentu saja teknologi yang positif yang tujuan utamanya untuk mempermudah hal-hal yang mendukung kebutuhan primer maupun sekunder manusia untuk pengadaan pangan,sandang, papan yang merupakan kebutuhan sehari-hari.
sebagai contoh :
Mesin traktor, mesin pembajak sawah, pompa diesel air untuk pertanian.
Crane untuk mengangkat material pembangunan gedung- gedung bertingkat, boormill yang digunakan untuk mengebor tanah yang akan dipasang pancang tiang,Komputer dengan pemrogaman yang cerdas bisa untuk membantu menyelesaikan pekerjaan, mesin-mesin industri tekstil yang bisa untuk memproduksi pakaian skala besar yang dahulunya orang membuat pakaian dengan tenun manual sehingga tidak bisa mengimbangi kebutuhan pakaian dengan pertumbuhan penduduk.
Mobil, Sepeda motor ,kapal laut, pesawat terbang yang merupakan moda transportasi sehingga orang bisa bepergian jauh dengan waktu yang lebih singkat dan tidak melelahkan bila dibandingkan dengan jalan kaki, alat komunikasi berupa Handphone yang dimanfaatkan untuk mempermudah hubungan bisnis,dan masih banyak lagi teknologi yang bisa diciptakan untuk hal bermanfaat positif.

DAMPAK NEGATIF TEKNOLOGI.
Ternyata kemajuan teknologi juga menghasilkan dampak negatif,yang justru bisa menggiring manusia untuk melakukan kejahatan, berbuat dosa.
Dengan dalih untuk membela diri apabila diserang musuh,maka manusia membuat senjata canggih, pesawat tempur canggih, yang bisa untuk membunuh lawan secara masal dan mudah,dengan tujuan untuk menjadi pemenang sehingga musuh takut,akan tetapi realitanya detelah memiliki senjata canggih bukan untuk bertahan namun sebaliknya karena didasari rasa sombong mampu membuat senjata canggih dan ingin menguji kecanggihanya maka melakukan penyerangan kepada orang lain seperti merebut wilayah negara lain,sehingga tentu saja bagi yang wilayahnya akan melawan maka terjadilah peperangan dan menimbulkan banyak korban jiwa orang-orang yang tidak berdosa.
Internet, dengan adanya internet dan perangkat alat komunikasi yang canggih berupa handphone, dunia hanya sebesar saku, karena dengan handpone yang bisa dibawa ke mana-mana dalam saku sekarang sangat mudah untuk mengakses informasi seluruh dunia, dan sayangnya banyak sekali informasi negatif yang bisa diakses oleh siapa saja tanpa memandang kelompok umur,tidak ketinggalan pula dengan kecanggihan teknologi aplikasi yang bisa digunakan untuk melakukan penipuan, yang lebih parah adalah munculnya AI ( artificial Intelegence ) atau kecerdasan buatan, yang awalnya kecanggihan ini bertujuan untuk memoermudah, menghemat , praktis menunjang dalam menyekesaikan peketjaan, nyatanya justru digunakan untuk hal-hal negatif berupa penipuan,dan yang jelas teknologi ini orang cenderung berbuat bohong karena bisa membuat video-video yang tidak ada kejadian sesungguhnya,bahkan untuk penipuan,si penipu bisa membuat video seorang tokoh terkenal atau publik figur yang seolah-olah memberikan hadiah uang atau giveway yang mana sebenarnya untuk menjebak, sehingga korban terpedaya.
Dari pembahasan di atas masih banyak sekali hal-hal kehidupan yang ditopang oleh teknologi, memang dengan adanya teknologi menjadakan hal yang dulunya tidak mungkin bisa mrnjadi mungkin, akan tetapi seiring dengen kenegatifan ini akan mendorong manusia selalu berbuat dosa, yang akhirnya setelah meninggalkan dunia akan ada perhitungan pengamalanya,sehingga gara-gara teknologi orang bisa menjadi penghuni neraka, sehingga kami berpendapat bahwa Tuhan memberikan kecerdasan kepada manusia merupakan skenario untuk melakukan seleksi manusia yang akan dgunakan untuk mengisi neraka.
 

Ikuti artikel ini masih akan berlanjut

Agustus 21, 2025

CARA ORANG TUA MERUSAK ANAK DALAM MENDIDIK

ARTIKEL DICOPY DARI LOGIKA FILSUF :

Orang tua sering yakin bahwa apa yang mereka lakukan untuk anak sudah benar. 


Namun, banyak kebiasaan kecil yang tanpa disadari justru merusak perkembangan emosional, mental, bahkan moral anak. Ironisnya, niat baik terkadang menjadi racun dalam jangka panjang.

Fakta menariknya, dalam The Drama of the Gifted Child karya Alice Miller, dijelaskan bahwa anak-anak yang tumbuh dengan “kasih sayang penuh syarat” seringkali menjadi dewasa yang terjebak dalam kebutuhan untuk selalu menyenangkan orang lain, bahkan mengorbankan diri sendiri. Artinya, apa yang tampak sebagai kebiasaan wajar bisa menanam luka batin yang mendalam.

Maka mari kita bedah tujuh kebiasaan orang tua yang diam-diam merusak anak, dengan mengaitkannya pada kajian para ahli, lalu menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari kita.

1. Selalu Membandingkan Anak dengan Orang Lain

Dalam Parenting from the Inside Out karya Daniel J. Siegel, dijelaskan bahwa membandingkan anak memicu perasaan rendah diri yang menetap. Anak yang selalu disandingkan dengan “si A yang lebih pintar” atau “si B yang lebih rajin” akhirnya tidak belajar menghargai keunikan dirinya.

Di rumah, kalimat sederhana seperti “Lihat tuh kakakmu lebih rajin belajar” terdengar biasa. Namun efeknya, anak merasa cinta orang tua bersyarat pada prestasi, bukan pada dirinya. Perasaan ini bisa tumbuh menjadi luka psikologis jangka panjang, yang seringkali baru disadari setelah dewasa ketika anak sulit membangun hubungan sehat.

Menghargai keunikan anak sebetulnya lebih membangun daripada memacu lewat perbandingan. Anak butuh validasi bahwa dirinya cukup, bukan dorongan yang dibungkus kompetisi semu.

2. Memberi Kasih Sayang yang Bersyarat

Carol Dweck dalam bukunya Mindset menunjukkan bahwa anak yang menerima cinta bersyarat hanya ketika berprestasi akan mengembangkan fixed mindset. Mereka tumbuh dengan keyakinan bahwa nilai dirinya hanya setinggi prestasi yang ia capai.

Contoh sederhana terjadi ketika anak pulang dengan nilai buruk. Alih-alih mendukung, orang tua berkata “Mama sayang kamu kalau kamu rajin belajar.” Anak mendengar pesan bahwa kasih sayang bisa dicabut kapan saja. Hal ini melahirkan anak yang tumbuh penuh kecemasan, takut gagal, dan selalu mencari pengakuan eksternal.

Kasih sayang seharusnya menjadi fondasi tanpa syarat, karena dari situlah anak belajar mengenal arti cinta yang sesungguhnya.

3. Melabeli Anak dengan Sebutan Negatif

Dalam The Whole-Brain Child karya Daniel Siegel dan Tina Payne Bryson, label seperti “nakal”, “pemalas”, atau “bandel” membentuk pola pikir internal anak. Ia bukan lagi melihat perilaku yang keliru, melainkan identitas dirinya yang buruk.

Seorang anak yang sering disebut pemalas bisa mulai percaya bahwa ia memang malas, meski sesungguhnya ia hanya lelah atau butuh bimbingan. Label itu menempel dalam memori jangka panjang dan memengaruhi cara ia menilai diri sendiri.

Mengganti label dengan deskripsi perilaku membantu anak belajar tanggung jawab tanpa kehilangan harga dirinya. Kritik bisa diarahkan pada tindakan, bukan pada identitas.

4. Mengontrol Berlebihan dengan Dalih Melindungi

Dalam Hold On to Your Kids karya Gordon Neufeld dan Gabor Maté, dijelaskan bahwa kontrol berlebihan justru mendorong anak menjauh dari orang tua. Alih-alih membangun kedekatan, anak mencari otonomi di luar, yang kadang justru berisiko negatif.

Contoh sehari-hari terlihat ketika orang tua selalu memutuskan semua hal untuk anak, mulai dari pakaian hingga hobi. Anak tidak pernah belajar mengambil keputusan, apalagi menanggung konsekuensi. Lama-kelamaan ia bisa kehilangan kepercayaan diri, bahkan memberontak ketika kesempatan mandiri muncul.

Di titik inilah kita bisa memahami, bahwa kedekatan sejati tidak tumbuh dari kontrol, melainkan dari kepercayaan yang diberi ruang. Dan di ruang-ruang refleksi seperti yang sering saya ulas di LogikaFilsuf, kita bisa menemukan konten eksklusif tentang bagaimana kepercayaan membentuk karakter anak secara lebih mendalam.

5. Mengabaikan Perasaan Anak

John Gottman dalam Raising an Emotionally Intelligent Child menjelaskan bahwa orang tua sering meremehkan perasaan anak dengan ucapan “Ah, itu sepele” atau “Jangan cengeng.” Padahal, anak sedang belajar mengenali dan mengelola emosinya.

Ketika anak menangis karena mainannya rusak, orang tua yang langsung berkata “Masa begitu aja nangis” tanpa sadar mengajarkan bahwa emosinya tidak valid. Akibatnya, anak kesulitan mengekspresikan diri dengan sehat, bahkan terbiasa menekan emosi.

Mengakui perasaan anak, meski tampak sepele, membantu mereka memahami bahwa emosi adalah bagian alami dari hidup yang bisa diolah, bukan disangkal.

6. Menggunakan Hukuman Fisik atau Verbal Kasar

Dalam No-Drama Discipline karya Daniel J. Siegel dan Tina Payne Bryson, dijelaskan bahwa hukuman keras tidak menumbuhkan disiplin, melainkan rasa takut. Anak belajar menghindari perilaku hanya untuk lolos dari hukuman, bukan karena memahami nilai moral di baliknya.

Contoh sederhana, anak yang dipukul karena berbohong mungkin berhenti berbohong di depan orang tua, tetapi tetap melakukannya diam-diam. Hukuman keras membangun tembok, bukan jembatan komunikasi.

Pendekatan disiplin yang penuh empati justru membekas lebih dalam, karena anak belajar bahwa kesalahan adalah kesempatan memahami nilai, bukan hanya menebus rasa sakit.

7. Menekan Anak untuk Selalu Sukses

Dalam The Price of Privilege karya Madeline Levine, anak yang tumbuh dengan tuntutan untuk selalu sukses seringkali tampak baik-baik saja dari luar, tetapi rapuh di dalam. Mereka merasa dicintai hanya ketika berhasil.

Kita bisa melihatnya pada anak yang mengikuti kursus tanpa henti, ditekan untuk ranking satu, hingga kehilangan waktu bermain. Akibatnya, anak tumbuh dengan rasa hampa, karena kebahagiaannya ditukar dengan pencapaian yang membebani.

Mendidik anak memang penting, tetapi ketika tuntutan menyingkirkan kebahagiaan, yang tersisa hanyalah anak-anak yang kehilangan jati dirinya.

Mengasuh anak bukan sekadar memberi makan dan pendidikan formal. Kebiasaan kecil yang tampak remeh bisa berdampak besar bagi jiwa anak. Maka, sudah saatnya kita mengkritisi diri, apakah kebiasaan kita selama ini membangun atau justru merusak.

Menurutmu, kebiasaan orang tua mana yang paling sering terjadi di sekitar kita? Yuk bagikan pendapatmu di kolom komentar dan jangan lupa share agar lebih banyak orang tua bisa belajar dari sini.

CARA BERETIKA DALAM KEKUASAAN


SILAHKAN BACA NARASUMBER ARTIKEL DARI LOGIKA FILSUF :
Apakah kita sedang menyaksikan panggung kekuasaan yang kehilangan ruh etika, di mana politik hanya menjadi arena perebutan pengaruh tanpa menimbang maslahat rakyat?

Imam Al-Ghazali menulis karya ini pada abad ke-11 sebagai respons atas dekadensi moral para penguasa Abbasiyah. Buku ini bukan sekadar nasihat, tetapi juga peringatan keras: kekuasaan yang tidak ditopang adab akan melahirkan tirani yang menggerogoti agama dan masyarakat.

Indonesia mengalami paradoks politik: demokrasi berjalan, tetapi kepercayaan publik kian menurun. Korupsi politik, oligarki, hingga praktik transaksional kerap menyingkirkan kepentingan rakyat. Al-Ghazali menegaskan bahwa politik tanpa nilai keadilan adalah pengkhianatan terhadap amanah kepemimpinan. Ini relevan untuk menilai wajah politik kita: apakah ia masih melayani rakyat, atau justru melayani hasrat kuasa segelintir elit?

Mengapa Buku Ini Harus Dibaca?

 1. Karena ia menawarkan kerangka moral bagi politik yang selama ini didominasi oleh strategi dan taktik kosong.

 2. Karena ia menunjukkan bahwa kepemimpinan bukan sekadar manajemen kekuasaan, tetapi juga tanggung jawab spiritual.

 3. Karena ia mengingatkan: runtuhnya peradaban selalu berawal dari runtuhnya moral para penguasa.

Membaca buku ini adalah cara untuk kembali menghubungkan politik dengan nilai-nilai adab dan akhlak.

Tiga Poin Penting dari Buku

 1. Kekuasaan adalah amanah, bukan hak milik. Seorang pemimpin tidak boleh menganggap jabatannya sebagai harta pribadi yang bisa diwariskan atau diperdagangkan.

 2. Pemimpin tanpa keadilan adalah musibah. Al-Ghazali menegaskan, satu jam keadilan seorang pemimpin lebih berharga daripada seribu tahun ibadah individu.

 3. Nasihat adalah benteng kekuasaan. Penguasa yang menutup telinga dari kritik akan terjebak dalam lingkaran zalim.

Bayangkan sebuah negeri di mana pemimpin mengubah rakyat menjadi sekadar angka statistik. Mereka hanya hadir ketika pemilu tiba, lalu dilupakan begitu saja. Dalam kerangka Al-Ghazali, ini sama saja dengan menjadikan rakyat sebagai “tumbal legitimasi”, bukan manusia dengan martabat.

Lebih ekstrem lagi, jika sebuah rezim menutup ruang kritik, maka politik berubah menjadi teater totalitariandi mana rakyat dipaksa bersorak untuk kebohongan, dan diamnya mereka dianggap tanda setuju.

Imam Al-Ghazali tidak sekadar menulis untuk masanya, tetapi juga untuk kita hari ini. Politik tanpa adab hanyalah tipu daya, dan kekuasaan tanpa akhlak hanyalah kehancuran yang menunggu waktu.
Jika ingin memahami bagaimana seharusnya pemimpin dipandu oleh nilai, bukan hanya nafsu, maka buku ini wajib dibaca.

Dapatkan bukunya, baca, lalu uji politik di negeri ini dengan kacamata adab yang ditawarkan Al-Ghazali. Karena tanpa itu, kita hanya akan menjadi penonton dalam tragedi politik yang berulang.

TANGGAPAN ZUL FATMAH :

Politik adalah ri'ayatusysyu'unil ummah, mengurus urusan  rakyat menggunakan aturan2 Allah SWT. Pemimpin dipilih untuk melaksanakan perintah2 Allah ketika mengurus rakyatnya, bukan melaksanakan undang2 yang dibuat oleh sekelompok manusia yang duduk di DPR.

Kedaulatan( kekuasaan untuk membuat aturan/UU) hanya ditangan Allah, bukan ditangan anggota DPR. 

Dari sini sudah tergambar kebahagiaan dan kesejahteraan yang akan dirasakan oleh rakyat itu akan jadi kenyataan, bukan lagi lip service.

Imam Al Gazali mengatakan, agama dan kekuasaan adalah saudara kembar. Agama adalah pondasinya, kekuasaan adalah penjaganya.

Sesuatu yang tidak punya pondasi akan runtuh.Dan yang tidak punya penjaga  akan hilang.

Mungkin saatnya kita harus mempertimbangkan istilah etika yang tak punya bobot, karena ada syariat Allah yang ketika diikuti dan dijalankan, kita akan mendapatkan pahala. Pahala itu akan dibalas dengan kenikmatan luarbiasa dari Allah kelak di akhirat dan didunia  hidup akan bahagia.

Agustus 19, 2025

CARA MENDIDIK ANAK UNTUK MENCINTAI DIRI SENDIRI DAN MANDIRI

Anak adalah hasil buah cinta dari pasangan suami istri yang sangat diidam-idamkan,dengan kehadiran anak dalam berumah tangga menjadikan suasana bahagia,apalagi disaat usia balita yang sedang lucu-lucunya, 
Note: Gambar diambil dari wikipedia 

akan tetapi orang tua memilki kewajiban untuk mendidik anak agar tidak terperosok ke lobang kesrngsaraan dan kenistaan dikala tumbuh dewasa, bahkan ada pepatah dalam islam : anak akan menjadi yahudi atau nasrani atau majusi  tergantung cara mendidiknya orang tua , maksudnya orang tua adalah memiliki peran yang sangat penting dalam tumbuh kembang anak menuju dewasa.
blBerikut di bawah adalah artikel yang kami ambil dari acun Logika Filsuf , yaitu 7 cara mendidik anak untuk mencintai diri : 

Ada satu fakta pahit yang jarang dibicarakan: banyak orang dewasa tumbuh dengan luka karena tidak pernah diajarkan cara mencintai dirinya sejak kecil. Mereka pandai berprestasi, disiplin, bahkan sopan di depan orang lain, tapi diam-diam benci pada dirinya sendiri. Menurut American Psychological Association, tingkat depresi pada remaja meningkat signifikan karena rendahnya self-love yang ditanamkan sejak masa anak-anak. Artinya, mencintai diri bukanlah ajaran “nanti setelah besar”, tapi fondasi penting yang harus dibentuk sejak dini.

Seorang anak yang belajar mencintai dirinya akan tumbuh lebih tangguh menghadapi kegagalan, lebih berani mengekspresikan diri, dan lebih tenang ketika masuk ke dalam lingkungan sosial yang keras. Di rumah, hal ini bisa kita lihat sederhana: anak yang salah menggambar tidak merasa harus menyobek kertasnya, tapi malah berkata, “Aku bisa coba lagi.” Sebaliknya, anak yang tidak pernah diajarkan self-love bisa langsung merasa dirinya bodoh hanya karena salah satu soal matematika. Dari sini, jelas bahwa mendidik anak mencintai dirinya adalah investasi psikologis paling mahal yang orang tua bisa berikan.

1. Ajarkan penerimaan diri sejak dini

Menurut Carl Rogers dalam On Becoming a Person, konsep unconditional positive regard adalah kunci utama seseorang bisa berkembang sehat. Anak yang merasa diterima tanpa syarat oleh orang tuanya akan memiliki dasar kuat untuk menghargai dirinya. Dalam praktik sehari-hari, ini tampak sederhana: saat anak pulang dengan nilai rendah, orang tua tidak langsung memarahinya, melainkan mendengarkan ceritanya lebih dulu.

Jika anak terbiasa menerima cinta hanya ketika berprestasi, maka ia akan tumbuh dengan pola pikir bahwa dirinya berharga hanya saat berhasil. Ini berbahaya, karena setiap kali gagal ia merasa dirinya tak layak. Ketika anak sejak dini mendapat pesan bahwa ia dicintai apa adanya, ia belajar bahwa kegagalan bukanlah akhir, melainkan bagian dari proses hidup.

Kita bisa mulai dengan ucapan yang menegaskan penerimaan diri. Misalnya, ketika anak berkata “Aku jelek karena gambarku tidak bagus”, orang tua bisa merespons “Gambarmu mungkin belum sesuai harapan, tapi kamu tetap hebat karena berusaha.” Dengan cara ini, anak belajar mencintai dirinya di tengah keterbatasan, bukan hanya saat dalam kemenangan.

2. Tanamkan kebiasaan berbicara positif

Shad Helmstetter dalam What to Say When You Talk to Yourself menegaskan bahwa kata-kata yang diulang dalam pikiran akan membentuk keyakinan dan perilaku. Anak yang terbiasa mengulang kalimat positif tentang dirinya cenderung lebih percaya diri dibandingkan anak yang dipenuhi kritik internal.

Sayangnya, banyak orang tua secara tidak sadar mengajarkan “self-talk negatif” dengan kalimat sederhana seperti “Kamu memang ceroboh” atau “Kamu selalu malas.” Kalimat-kalimat ini akhirnya menempel dan menjadi identitas anak. Anak yang terlalu sering mendengar hal itu akhirnya percaya bahwa dirinya memang tidak bisa berubah.

Sebaliknya, jika orang tua mengarahkan anak untuk mengubah ucapannya, seperti dari “Aku bodoh” menjadi “Aku sedang belajar,” maka perlahan anak membangun hubungan sehat dengan dirinya. Mengajak anak bercermin dan menyebutkan tiga hal yang ia sukai tentang dirinya setiap hari bisa menjadi latihan kecil tapi berdampak besar. Untuk konten eksklusif seputar psikologi anak, jangan lupa berlangganan di logikafilsuf.

3. Ajarkan anak menghargai tubuhnya

Louise Hay dalam You Can Heal Your Life menekankan bahwa mencintai diri sendiri juga berarti berdamai dengan tubuh. Anak-anak perlu belajar bahwa tubuh mereka layak dihormati, bukan hanya dinilai dari penampilan.

Contoh sederhana bisa kita lihat saat anak menolak makan sayur. Alih-alih memaksa dengan ancaman, orang tua bisa menjelaskan bahwa tubuh butuh nutrisi agar kuat bermain, berlari, dan tumbuh tinggi. Dengan begitu, anak tidak melihat makanan sehat sebagai “hukuman,” melainkan bentuk cinta kepada tubuhnya.

Selain itu, anak juga perlu diajarkan menghargai tubuhnya dari sentuhan dan batasan pribadi. Misalnya, ketika ia tidak nyaman dipeluk orang lain, orang tua perlu mendukung hak anak untuk berkata “tidak.” Hal ini bukan sekadar soal keamanan, tetapi juga tentang bagaimana anak belajar bahwa tubuhnya pantas dihormati, dan itu bagian dari self-love.

4. Izinkan anak mengekspresikan emosi

John Gottman dalam Raising an Emotionally Intelligent Child menjelaskan bahwa anak yang diizinkan mengekspresikan emosinya akan tumbuh dengan kesehatan mental lebih baik. Mengajarkan anak mencintai diri tidak lepas dari melatihnya menerima emosinya sendiri.

Sayangnya, banyak budaya menganggap anak yang menangis adalah lemah. Anak laki-laki sering ditegur “jangan cengeng,” padahal menangis adalah mekanisme alami meredakan stres. Jika sejak kecil emosi ditekan, anak akan tumbuh dengan perasaan bahwa dirinya salah karena merasakan sesuatu.

Sebaliknya, ketika orang tua mendengarkan emosi anak tanpa menghakimi, anak belajar bahwa dirinya sah untuk merasa sedih, marah, atau kecewa. Misalnya, saat anak kehilangan mainan, orang tua bisa berkata, “Aku tahu kamu sedih karena mainanmu hilang. Itu wajar.” Dari sini, anak akan merasa lebih berdamai dengan dirinya.

5. Dorong anak untuk merayakan usaha, bukan hanya hasil

Carol Dweck dalam Mindset: The New Psychology of Success menegaskan pentingnya growth mindset dalam mendidik anak. Anak yang diajarkan bahwa usaha lebih penting daripada hasil akan lebih mudah mencintai dirinya bahkan saat gagal.

Dalam kehidupan sehari-hari, hal ini terlihat saat anak ikut lomba menggambar. Jika orang tua hanya berkata “Kamu juara pertama, hebat sekali,” anak belajar mencintai dirinya hanya ketika berhasil. Namun, jika orang tua berkata “Aku bangga kamu sudah berusaha menyelesaikan gambar itu dengan tekun,” anak akan belajar bahwa dirinya berharga terlepas dari hasil akhir.

Dengan begitu, anak tumbuh lebih tahan banting menghadapi kegagalan. Mereka tidak menganggap kesalahan sebagai bukti dirinya tidak layak, melainkan sebagai peluang untuk belajar. Pola pikir ini adalah pondasi kuat dari self-love.

6. Ciptakan ruang aman untuk eksplorasi

Peter Gray dalam Free to Learn menunjukkan bahwa anak membutuhkan kebebasan untuk mencoba, salah, dan mengeksplorasi dunianya. Tanpa ruang aman, anak akan tumbuh dengan rasa takut berlebihan dan sulit mencintai dirinya secara utuh.

Contoh sehari-hari adalah ketika anak ingin mencampur berbagai warna cat di rumah. Banyak orang tua melarang karena takut kotor. Padahal, dari eksperimen kecil itu anak belajar bahwa ia bisa menciptakan sesuatu yang unik, meskipun tidak selalu indah. Ini adalah bentuk penerimaan terhadap dirinya sendiri.

Dengan memberi ruang aman, anak merasa bahwa dirinya pantas bereksperimen tanpa takut dihakimi. Justru dari ruang itulah anak belajar mengenali potensi, bakat, sekaligus batas dirinya. Semua itu bagian penting dari mencintai diri.

7. Ajarkan anak untuk bersyukur pada dirinya sendiri

Robert Emmons dalam Thanks! How Practicing Gratitude Can Make You Happier membuktikan bahwa rasa syukur meningkatkan kebahagiaan dan kesehatan mental. Mengajarkan anak untuk bersyukur pada dirinya adalah cara sederhana menumbuhkan self-love.

Bersyukur bukan hanya soal makanan atau hadiah, tetapi juga soal usaha diri. Anak bisa diajak mengatakan “Terima kasih kakiku, sudah kuat berlari hari ini” atau “Aku senang aku berani bicara di kelas.” Hal ini membentuk pola pikir bahwa dirinya layak dihargai bahkan dalam hal-hal kecil.

Ketika anak terbiasa bersyukur pada dirinya, ia tumbuh dengan sikap yang lebih hangat pada kekurangan dan kelebihannya. Ia belajar bahwa cinta pada diri sendiri bukanlah kesombongan, melainkan pengakuan bahwa dirinya pantas dihargai.

Mencintai diri adalah bekal utama anak menghadapi dunia yang penuh kritik dan standar palsu. Jika sejak kecil anak sudah kuat dengan fondasi ini, ia akan lebih sulit dijatuhkan oleh penilaian orang lain. Bagaimana menurut Anda, sudahkah kita cukup mengajarkan anak-anak kita cara mencintai dirinya? Tulis pendapat Anda di kolom komentar dan jangan lupa bagikan agar semakin banyak orang tua belajar hal ini.
Berikut artikel yang lain untuk anak mandiri :
Banyak orang tua keliru menganggap kemandirian anak muncul dengan sendirinya seiring pertumbuhan. Faktanya, penelitian dalam The Gift of Failure karya Jessica Lahey menunjukkan bahwa terlalu banyak intervensi orang tua justru membuat anak kurang mampu mengambil keputusan sendiri. Kemandirian adalah keterampilan yang dibentuk, bukan bawaan lahir.

Contoh sederhana, anak berusia 7 tahun yang masih selalu dipakaikan baju oleh orang tuanya, akan kesulitan mengurus diri ketika remaja. Sebaliknya, anak yang sejak kecil dilatih untuk membereskan mainannya memiliki dasar disiplin dan tanggung jawab. Artinya, rutinitas kecil di rumah bisa jadi pintu besar menuju pribadi mandiri.

Berikut adalah 7 cara membentuk anak lebih mandiri, dibangun dari temuan para ahli pendidikan anak dan psikologi perkembangan yang layak direnungkan.

1. Beri ruang gagal sejak dini

Jessica Lahey dalam The Gift of Failure menegaskan bahwa kegagalan kecil adalah kesempatan emas untuk belajar. Jika orang tua selalu melindungi anak dari risiko, mereka kehilangan peluang melatih ketahanan mental. Misalnya, anak yang lupa membawa buku pelajaran ke sekolah sebaiknya dibiarkan merasakan konsekuensinya.

Kegagalan yang dialami akan menjadi pelajaran praktis yang jauh lebih berharga ketimbang nasihat panjang lebar. Anak belajar bahwa tanggung jawab pribadi membawa dampak langsung terhadap kenyamanan dirinya. Melalui itu, ia belajar membuat perencanaan sederhana seperti menyiapkan tas sekolah malam sebelumnya.

Menghindari kegagalan sama saja menghindari pembelajaran. Maka, keberanian orang tua untuk tidak selalu “menyelamatkan” anak justru menjadi pondasi kemandirian.

2. Libatkan anak dalam pekerjaan rumah tangga

Richard Weissbourd dalam Raising Caring, Responsible, and Courageous Children menekankan pentingnya melibatkan anak dalam pekerjaan rumah. Aktivitas seperti menyapu, mencuci piring, atau menata meja makan membuat anak sadar bahwa kontribusinya nyata.

Ketika anak dilibatkan, mereka belajar tentang tanggung jawab sosial dalam lingkup kecil, yaitu keluarga. Mereka juga merasakan kepuasan karena dianggap mampu berperan. Misalnya, seorang anak yang rutin diberi tanggung jawab memberi makan hewan peliharaan akan mengembangkan rasa peduli sekaligus disiplin.

Rutinitas semacam ini membentuk kebiasaan, dan kebiasaan adalah alat paling efektif membangun kemandirian.

3. Ajarkan manajemen waktu sejak kecil

Dalam Smart but Scattered karya Peg Dawson dan Richard Guare, dijelaskan bahwa anak membutuhkan latihan eksekutif function, salah satunya adalah mengelola waktu. Memberi anak jadwal sederhana, seperti waktu belajar, bermain, dan tidur, membuatnya terbiasa mengatur ritme hidup.

Contoh sederhana, anak bisa dilatih membuat daftar kegiatan harian dengan gambar atau warna. Dengan begitu, mereka memahami keterbatasan waktu sekaligus belajar memprioritaskan. Anak yang terbiasa menghargai waktu lebih siap menghadapi tantangan sekolah dan kehidupan sosial.

Tanpa disiplin waktu, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang selalu bergantung pada orang lain untuk mengatur langkahnya.

4. Dorong anak mengambil keputusan sendiri

Ellen Galinsky dalam Mind in the Making menguraikan bahwa keterampilan mengambil keputusan adalah salah satu kompetensi dasar kehidupan. Anak yang dibiasakan memilih, bahkan dari hal kecil seperti pakaian atau camilan, akan mengembangkan rasa percaya diri.

Dalam praktik sehari-hari, orang tua bisa memberi pilihan terbatas: apakah anak mau belajar dulu baru bermain, atau sebaliknya. Pola ini bukan memberi kebebasan mutlak, melainkan ruang aman untuk latihan mengambil keputusan.

Anak belajar bahwa setiap keputusan membawa konsekuensi, dan mereka bertanggung jawab atas hasilnya. Itulah esensi dari kemandirian sejati.

5. Hindari terlalu sering menolong

Julie Lythcott-Haims dalam How to Raise an Adult mengkritik kebiasaan orang tua yang terlalu cepat menolong anak dalam kesulitan kecil. Misalnya, mengikat tali sepatu padahal anak sudah cukup umur untuk melakukannya.

Kebiasaan “overhelping” hanya akan menghambat perkembangan keterampilan praktis anak. Jika orang tua sabar memberi kesempatan, anak akan merasa lebih percaya diri saat berhasil mengatasinya sendiri. Rasa pencapaian kecil itu membangun fondasi kemandirian yang besar.

Di sini, kesabaran orang tua diuji. Menahan diri untuk tidak membantu justru adalah bentuk cinta yang lebih dewasa.

6. Latih anak mengelola emosi

Daniel Goleman dalam Emotional Intelligence menekankan bahwa kemandirian tidak hanya soal fisik, tetapi juga emosional. Anak yang tidak mampu mengelola emosinya akan kesulitan membuat keputusan, berinteraksi, dan bertanggung jawab.

Misalnya, saat anak kesal karena kalah dalam permainan, ajak dia mengenali emosinya: marah, kecewa, atau sedih. Memberi bahasa pada emosi membantu anak memahami dirinya. Dengan itu, ia belajar mencari solusi ketimbang melampiaskan tantrum.

Anak yang stabil emosinya akan lebih percaya diri menjalani kehidupan tanpa selalu bergantung pada validasi orang tua.

7. Tumbuhkan budaya apresiasi usaha, bukan hasil

Carol Dweck dalam Mindset: The New Psychology of Success menekankan pentingnya menumbuhkan growth mindset. Anak perlu dipuji karena usaha yang dilakukan, bukan sekadar hasil yang dicapai.

Seorang anak yang dipuji karena rajin berlatih piano, meskipun salah, akan lebih termotivasi dibanding anak yang hanya dipuji ketika berhasil tampil sempurna. Dengan begitu, mereka belajar bahwa proses jauh lebih penting dari sekadar hasil akhir.

Budaya ini membuat anak berani mencoba hal baru tanpa takut gagal. Itulah pondasi utama anak mandiri yang siap menghadapi dunia.

Membesarkan anak mandiri bukan tentang membiarkan mereka sendirian, tetapi tentang memberi ruang cukup untuk tumbuh. Rutinitas kecil, keputusan sederhana, hingga kemampuan emosional adalah fondasi yang tak bisa diabaikan.

Kalau menurut Anda, apa kebiasaan yang paling efektif melatih kemandirian anak di rumah? Tulis di kolom komentar dan jangan lupa bagikan tulisan ini agar makin banyak orang tua bisa belajar bersama.
#cara mendidik
#anak 
#buah hati
#cara mencintai 

POLYESTER

LABORATORIUM : KUMPULAN ARTIKEL TENTANG LABORATORIUM

I. RUANG LABORATORIUM  Laboratorium kimia memilki ketentuan-ketentuan khusus yang tidak boleh diabaikan : STANDAR RUANG LABORATORIUM Silahka...